GridOto.com - Sobat pernah melihat fenomena 'cumi-cumi darat' atau rolling coal pada mobil bermesin diesel?
Intinya rolling coal adalah saat mobil bermesin diesel itu dibuat lebih 'tidak ramah lingkungan' oleh pemilik mobil.
Kalau dibahas secara 'kalcer' mobil, rolling coal ini tenar di Amerika Serikat akan aksi 'anti-environmental' oleh banyak pemilik truk diesel disana.
Tapi rolling coal ini bisa juga efek samping pemilik mobil melakukan tuning atau modifikasi mesin diesel untuk tenaga yang lebih besar.
Kenapa bisa mesin diesel itu rolling coal dan apa efeknya ke emisi ya?
Baca Juga: Mengenal PM, Emisi Kendaraan Bermotor Yang Bentuknya Partikel
Dilansir dari artikel auto.howstuffworks.com, rolling coal bisa terjadi karena mesin diesel 'minum' bahan bakar lebih dari yang bisa dibakar.
Dari dokumen laporan United States Environmental Protection Agency (US EPA), teknik yang ditempuh untuk memasukkan diesel lebih banyak adalah menggunakan 'oprekan' atau memrogram ulang komputer kendaraan.
Dengan melebihkan bahan bakar masuk ke dalam silinder, pembakaran dalam mesin tidak sempurna dan menyebabkan jelaga.
Jelaga dari truk atau mobil yang rolling coal mampu meningkatkan kadar PM 2,5 dan NOx di udara dan pastinya risiko terasosiasikan dengan polusi udara.
Selain 'membanjiri' silinder, mesin diesel juga bisa rolling coal karena 'mematikan' sistem EGR dan menggunakan pipa exhaust model straight pipe.
Baca Juga: Catalytic Converter Mobil Jangan Sampai Rusak, Gantinya Mahal!
Laporan US EPA tersebut juga menemukan truk-truk yang sengaja rolling coal diestimasikan menghasilkan 5.000 ton polutan PM dan 570.000 ton nitrogen oksida (NOx) sepanjang lifetime truk-truk tersebut.
Kedua polutan tersebut sangat berisiko meningkatkan hujan asam, smog, dan masalah-masalah kesehatan di masyarakat.
Selain itu juga, secara street manners, 'ngasepin' orang di jalan juga tidak baik dan tidak menghargai pengguna jalan lain.
Nah bagi sobat GridOto yang 'demen' diesel, lebih baik tahan diri dari main 'cumi-cumi' ya sob.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR