GridOto.com - Sobat pencinta road race Tanah Air tentu sudah tak asing dengan nama Hendriansyah.
Sederet gelar pernah disabetnya hingga mendapat julukan Dewa Road Race.
Namun salah satu kemenangan Hendriansyah sempat menjadi kontroversi.
Tepatnya pada Grand Final Kejurnas Road Race (GFKRR) kelas empat tak tune-up seeded, 20 Oktober 2002.
Baca Juga: Enggak Main-main Project Honda BeAT Jadi Motor Road Race, Diam-diam Pasang Dua Part Rahasia
Melansir OTOMOTIF No. 25/XII Senin 28 Oktober 2002, Hendriansyah dari Suzuki Hendriansyah Racing Tim (SHRT) tiba-tiba menerabas gravel bed tikungan 'S' kecil sirkuit Sentul di lap terakhir.
Seketika ia menggeser Fendrik Alam yang sebelumnya di posisi terdepan beserta lima pembalap lain.
Aksi tersebut membuat si Dewa Road Race menyeruak dari urutan ke-7 menjadi posisi pertama.
Nada tak puas keluar dari para kontestan dengan tindakan tersebut.
Baca Juga: Hari Olahraga Nasional, Ini Dua Motor Balap 2-tak Paling Legendaris di Indonesia
Pasalnya tindakan pria asal Kota Gudeg, Yogyakarta tersebut dianggap dilakukan secara sengaja.
Nanang Gunawan, mantan pembalap superbike yang menyaksikan langsung GFKRR juga menyebutkan peristiwa itu membuat kubu Hendriansyah sangat diuntungkan.
"Aksi itu perlu perhitungan matang. Kalau tidak, motor pasti akan tertahan kerikil," urai Nanang.
Hendriansyah pun coba menepis tuduhan yang dilayangkan padanya.
Ia menilai situasi race saat itu sudah memanas dan motornya sempat hilang kontrol dan selip.
"Daripada jatuh, langsung tancap gas saja," terangnya.
Begitu masuk gravel, secara refleks jurus motocross dikeluarkan Hendri.
"Pikiran saya yang penting lolos keluar dari situ," imbuhnya.
Baca Juga: Nostalgia Sama Iklan TV Suzuki Satria Hiu, Bintang Iklannya Hendriansyah Dewa Road Race Lho
Walaupun memiliki alasan yang kuat, tetap ada banyak pihak yang merasa kecewa dan dirugikan.
Salah satunya Felix Judianto, pembalap sekaligus manajer tim Suzuki Felix Racing Team.
"Gaya Hendri saat masuk ke tikungan itu beda dengan pembalap lain. Posisi tubuhnya tetap menunduk, sedangkan pembalap lain posisi sudah tegak. Ibarat orang mau terjun, sudah bulat tekadnya," tukas Felix.
Ia layak kecewa, karena pembalap andalannya, Fendrik Alam yang semestinya merebut juara 1 kelas 4-tak seeded, terpaksa harus puas di urutan kedua gara-gara kejadian tersebut.
Baca Juga: Cangkok Bak Mesin Yamaha X1, Bikin Vega Lawas Jadi Punya Kopling
Sementara itu, Eddy Horrison, selaku pengawas lomba (steward) menjelaskan, dari sisi regulasi tak ada sanksi atas tindakan memotong jalur seperti itu.
Apalagi jika hal tersebut tak disengaja.
"Aturan FIM yang mengatur tentang hal tersebut tidak ada. Itu tergantung perilaku pembalap sendiri," terangnya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | OTOMOTIF |
KOMENTAR