GridOto.com - Microsleep atau tidur sesaat merupakan masalah yang kerap dialami pengemudi yang menyetir dalam jangka waktu cukup lama.
Padahal, rasa kantuk merupakan respon alami dari tubuh yang menandakan pengemudi harus beristirahat.
Apalagi kurangnya fokus akibat gejala microsleep dan tidak sigapnya pengemudi untuk mengantisipasi kondisi jalan, ini sangat beresiko yang menyebabkan kecelakaan.
Sony Susmana selaku Training Director dari Safety Driving Consulting Indonesia (SDCI) mengatakan mengenali gejala microsleep sangat mudah dideteksi, salah satunya menurunnya stamina akibat kelelahan.
Baca Juga: Street Manner: Bikers Perlu Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan
"Microsleep bisa terjadi mana kala si pengemudi bekerja terlalu lelah, jadi badan dipaksa untuk tetap terjaga. Kadang faktor usia pengengaruhi," terang Sony kepada GridOto, Minggu (17/1/2021).
Sony membeberkan bagi pengemudi yang suka minuman berenergi untuk mengatasi rasa lelah, ia menilai hal tersebut tidak terlalu efektif.
"Banyak yang memboost dengan energy drink atau kopi, dengan harapan stamina tetap terjaga. Manusia harus sadar bahwa tubuh ini punya keterbatasan dalam beraktifitas, sehingga perlu sekali istirahat" tambahnya.
Menurutnya yang perlu dihindari dari gejala microsleep pada pengemudi seperti posisi duduk terlalu lama, sehingga aliran darah tidak lancar.
Kemudian kondisi kabin mobil yang kadar oksigen terbatas, bisa mempengaruhi sirkulasi oksigen sehingga berkurang dan membuat kinerja otak menurun.
Bahkan kurangnya istirahat membuat reaksi pengemudi melambat, serta aktifitas yang berlebihan membuat fisik terkuras dan menjadi drop.
Sony menjelaskan untuk mengatasi microsleep dengan cara commentary driving artinya teknik mengemudi sambil berbicara untuk mengantisipasi bahaya dari bentuk visual ke dalam bentuk bahasa.
Dengan cara tersebut membuat fokus pengemudi lebih terjaga, serta reaksi yang dilakukan sesuai dengan perintah dari mulut ke otak.
Baca Juga: Kenapa Banyak Kecelakaan di Tol Cipularang Km 90-100? Ternyata Ini Penyebabnya
"Mengatasinya adalah lakukan Commentary driving, tujuannya dengan berbicara membuat rahang bergerak dan supply darah dan oksigen ke otak tercukupi," terangnya.
Lebih lanjut, Sonny menyarankan kepada pengemudi supaya tidak terjadi microsleep dengan cara mengatur kapan harus istirahat dan melanjutkan mengemudi.
"Kunci dari semua itu adalah istirahat yang cukup karena hanya itu obatnya, poin-poin itu hanya membantu," pungkasnya.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR