GridOto.com - Sebagai ajang balap mobil paling populer, F1 selalu jadi yang terdepan dalam pengembangan teknologi dalam industri otomotif dunia, bahkan ada sasis mobil berbahan kayu.
Hingga saat ini, sudah banyak teknologi yang pernah dikembangkan di F1 dan pengaruhnya cukup besar di industri otomotif.
Dari semuanya, ada yang berhasil dan jadi acuan pengembangan teknologi di masa depan.
Tapi ada juga inovasi yang gagal karena beberapa alasan.
Baca Juga: Valentino Rossi Seolah Kasih Kode Keras Untuk Merapat ke Suzuki atau KTM di MotoGP 2022
Salah satunya pernah muncul ide menggunakan sasis dengan bahan plywood atau kayu lapis untuk ajang balapan jet darat tersebut.
Ide ini dicetuskan oleh pria Inggris, Frank Costin, nama yang cukup dikenal di F1 pada zamannya, pernah bersama tim Vanwall GP Racing Team yang aktif pada periode 1950-an, juga tim Lotus Eleven.
Frank Costing yang paham di bidang ilmu aeronautika berusaha mengembangkan bodi mobil F1 dari plastik yang ringan pada 1967.
Inovasi yang kedua agak kurang jelas, yakni rangka yang dibuat dari plywood dengan proyek bernama Protos Stood.
Baca Juga: Jadi Pembalap Tertua di MotoGP 2021, Valentino Rossi Masih Punya Motivasi Buat Balapan?
Menariknya, rangka yang terbuat dari kayu ini sebenarnya punya beberapa keuntungan.
Salah satunya adalah sifatnya yang sangat ringan dan sebenarnya mampu menahan getaran dengan cukup bagus.
Bahkan, pembalap bernama Brian Hart pernah menggunakan mobil dengan rangka ini hingga finis.
Sayangnya inovasi yang unik tersebut punya banyak kelemahan yang akhirnya gagal.
Persoalan utama adalah masalah keselamatan bagi pembalap yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Baca Juga: Kaleidoskop MotoGP 2020: Cerita Yamaha Kena Hukuman Setelah Terbukti Melakukan Pelanggaran Berat
Sasis ini dianggap kurang menjaga keselamatan pembalap.
Risiko sasis hancur cukup besar jika terjadi crash parah dalam kecepatan tinggi.
Misalnya saat kecelakaan Pedro Rodriguez pada balapan F2 yang membuatnya cedera sangat parah.
Seluruh bagian mobilnya hancur berkeping-keping layaknya sebuah tusuk gigi, hanya setir dan mesin saja yang tersisa.
Hingga akhirnya sasis yang terbuat dari kayu plywood itu pun ditinggalkan pada 1986.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR