GridOto.com - Sudah menjadi rahasia umum, jika ingin membeli kendaraan, baru atau bekas, yang menjadi pertimbangan salah satunya adalah resale value.
Yaitu harga atau nilai jual kembali kendaraan tersebut. Lho kok bisa? Baru mau beli udah mikir mau dijual lagi...hehehe...
Yah itulah kebiasaan yang terjadi di sini. Memang enggak semua orang, tetapi kebanyakan akan berpikir seperti itu.
Sebagian masyarakat beranggapan beli mobil dengan nilai penyusutan sedikit lebih menguntungkan.
Sehingga enggak perlu takut 'kehilangan' banyak uang saat menggunakan kendaraan tersebut.
Selain itu jika butuh dana segar atau mau ganti baru bisa segera dijual.
Biasanya, jika ada mobil baru, setelah setahun akan terjadi penyusutan harga jual kembali. Pada umumnya mengalami penurunan sekitar 10 - 30%.
Memang banyak hal yang bisa menentukan resale value mobil.
Pertama adalah merek mobil tersebut. Merek yang sudah lama dan memiliki brand awareness bagus biasanya ikut mempengaruhi harga bekasnya.
Kalau di sini ada Toyota, Honda, Daihatsu, Mitsubishi dan Suzuki. Secara umum mobil-mobil merek tersebut memiliki resale value yang bagus.
Lalu faktor lain yang ikut menentukan adalah negara asal. Kebanyakan yang memiliki resale value bagus berasal dari Jepang. Baru diikuti Korea Selatan, Eropa, Tiongkok dan lainnya.
Jepang memiliki produk yang sudah lama di jual di Indonesia sehingga lebih dikenal dan dipahami. Brand awareness-ya lebih baik dibandingkan mobil dari negara lain yang masuknya belakangan.
Selanjutnya layanan aftersales. Ini lebih merujuk ke bengkel umum ketimbang bengkel resmi.
Biasanya pemilik mobil bekas melakukan perawatan di bengkel umum karena lebih murah.
Kecuali mobil bekas yang masih berumur 1-3 tahun karena beberapa merek masih memberikan servis gratis di bengkel resmi.
Jadi meski dealer dan bengkel resminya banyak, belum tentu membuat resale value mobil tersebut baik.
Secara umum beberapa faktor di atas bisa jadi penentu, namun ada beberapa faktor lebih spesifik lagi yang juga mempengaruhi resale value kendaraan.
Yaitu, konsumsi BBM, akomodasi, kemudahaan dan ketersediaan sparepart, serta biaya perawatan.
Konsumsi BBM, pada umumnya mobil yang irit menjadi idaman banyak orang. Otomatis biasanya berhubungan dengan kapasitas dan jenis mesin mobil tersebut.
Mesin bensin ber-cc lebih kecil dan mobil diesel menjadi banyak dipilih karena sudah menjadi top of mind bahwa keduanya irit bahan bakar.
Akan semakin menarik jika mobil tersebut memiliki akomodasi yang maksimal untuk penumpang dan barang.
Misalnya bisa memuat 7 orang atau lebih sehingga bisa berkendara bareng keluarga atau teman lebih maksimal. Menjadi nilai tambah jika bangku belakang bisa dilipat untuk membawa barang.
Selanjutnya yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan komponen. Selain komponen asli, ada juga tersedia spare part aftermarketnya. Bahkan ada pilihan-pilihan kualitasnya, dari yang mahal sampai yang murah.
Hal inilah yang membuat mobil tersebut jadi murah biaya perawatannya dan mudah didapat komponennya.
Jika semua faktor itu dikombinasikan akan ditemukan mobil yang memiliki resale value terbaik.
Namun ada faktor pendukung lainnya yang juga bisa mempengaruhi nilai jual kembali tersebut. Ketersediaan unit dan banyaknya permintaan.
Hukum ekonomi berlaku di sini, permintaan tinggi stok sedikit, harga naik, begitu pula sebaliknya.
Editor | : | Pilot |
KOMENTAR