GridOto.com - Pengemudi perlu ekstra waspada dengan cuaca hujan yang berlangsung terus menerus, seperti di wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari ini.
Pasalnya, selain berkurangnya daya pandang dan permukaan jalan yang licin, cuaca hujan juga dapat mengundang rasa kantuk saat mengemudi.
Dilansir dari TribunWow.com, cuaca mendung dan hujan dapat membuat produksi hormon melatonin yang berperan sebagai pengatur siklus waktu tidur meningkat.
Sehingga, meningkatnya hormon melatonin bisa membuat seseorang menjadi mudah mengantuk.
Baca Juga: Ban Serep Wajib Sering Dibersihkan Saat Musim Hujan, Ini Alasannya
Selain itu, cuaca hujan dengan keadaan langit yang gelap juga membuat mood seseorang merasa tidak bersemangat bahkan depresi.
Menurut Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), suara kucuran air hujan pada kendaraan juga dapat membuat pengemudi merasa ngantuk di jalan.
"Sebenarnya yang bikin ngantuk itu ketukan jatuhnya air hujan ke bodi dan atap mobil. tapi itu terjadi saat durasi mengemudinya lama. Kalau jarak mengemudi dekat sih tidak," buka Sony saat dihubungi GridOto.com, Minggu (6/12/2020).
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Jangan Pernah Abaikan Kondisi Air Wiper Mobil
Ia mengungkapkan, perasaan pengemudi juga dapat membuat aktivitas menyetir menjadi cepat mengantuk saat hujan.
"Saat hujan, yang membuat lelah pengemudi salah satunya karena faktor emosi. Sebab, hujan membuat suasana hati tidak nyaman, mengemudi jadi was-was, sehingga energi pengemudi cepat drop," sebutnya.
Sony menambahkan, pengemudi yang sudah mengantuk sebaiknya tidak memaksakan diri untuk terus berkendara saat hujan.
"Pengemudi lebih baik cari rest area atau tempat aman seperti parkiran SPBU atau tempat parkir lain untuk mengamankan tenaganya daripada meneruskan mengemudi. Kalau pilih meneruskan perjalanan, maksimal setiap 2 jam mengemudi harus diselingi istirahat," tutupnya.
Baca Juga: Musim Hujan Rawan Pohon Tumbang! Mobil Rusak Tertimpa Pohon Bisa Dapat Santunan, Begini Prosedurnya
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR