GridOto.com - Meskipun industri otomotif Indonesia sedang mengalami badai penurunan akibat pandemi Covid-19, tidak lantas melunturkan minat para investor maupun pengusaha asing untuk datang dan berinvestasi.
Indonesia dinilai masih menjadi pasar yang potensial, dengan terus bertumbuhnya industri komponen otomotif maupun pendukungnya sebagai penyokong.
Hal itu dibuktikan lewat sebuah acara bertajuk 'Chongqing Export Commodities Online Matching Meeting' yang dilangsungkan secara virtual pada hari ini, Kamis (3/12/2020).
Acara virtual yang diselenggarakan oleh Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional (CCPIT) ini menjadi wadah bagi para investor maupun pelaku industri asal Kota Chongqing untuk memperkenalkan ragam produknya kepada publik Tanah Air.
Baca Juga: Pajak Mobil Baru 0 Persen Batal, Asosiasi Aftermarket Beri Tanggapan Begini
Sekadar informasi, Chongqing merupakan kota dengan Produk Domestik Bruto (PDB) keempat terbesar di China yakni 357,32 triliun USD atau hampir 1/3 dari PDB Indonesia di 2019 lalu sebesar 1.119,19 triliun USD.
Acara virtual ini juga turut mengundang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur (Disperindag Prov Jatim) serta Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (GATOMI).
Ayong Jeo, selaku Ketua GATOMI pun menyambut baik acara virtual ini dan berharap hubungan baik yang terjalin antara China dan Indonesia dapat terus berlanjut.
"Semoga acara ini menjadi permulaan yang baik terhadap industri otomotif dan pendukungnya. Banyak terobosan tidak hanya dari jenis produk, kualitas, efisiensi pricing, hingga produk-produk terbaru," ucap Ayong dalam sambutannya di acara Chongqing Export Commodities Online Matching Meeting, Kamis (3/12/2020).
"Saya menyambut baik acara hari ini. Sesuai visi dan misi GATOMI, yakni menjalin jejaring dengan berbagai pihak untuk pengembangan industri suku cadang dan komponen otomotif," imbuhnya.
Ayong menjelaskan, saat ini pasar otomotif Indonesia sedang menghadapi ujian berat, dimana industri utamanya yakni mobil dan motor mengalami badai penurunan penjualan efek dari pandemi Covid-19.
Secara tidak langsung, hal itu juga turut memberikan dampak yang begitu besar terhadap menurunnya kinerja industri aftermarket dan komponen otomotif.
"GATOMI yang 42 perusahaan anggotanya berkecimpung di produk aftermaket, in car audio, car and motorcycle accesories, car and motorcycles spareparts dan chemical for maintenance juga mengalami hal senada," tutur Ayong lagi.
"Tiga bulan pertama 2020 masih tergolong baik, setelah itu jatuh ke titik terbawah yang dimulai dari April hingga Mei. Namun sudah mengalami sedikit perbaikan hingga bulan ini," lanjutnya.
Meski begitu, Ayong mengungkapkan bahwa semangat untuk bangkit tidak pernah luntur.
Berbagai langkah strategis, inovasi serta terobosan baru dilakukan oleh para pelaku industri guna menggairahkan kembali pasar otomotif Tanah Air.
"Banyak dari kami mengubah strategi, baik target, order, peluncuran produk baru, riset dan pengembangan, pembukaan retail baru hingga menata ulang pelayanan konsumen dan edukasi pembeli," papar pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Kramat Motor ini.
"Termasuk digitalisasi pemasaran dan pengembangan kendaraan listrik," pungkasnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR