GridOto.com - Permasalahan perpanjangan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dialami PT Prakarsa Abadi Sentosa (PAS), membuat asosiasi Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (GATOMI) merasa khawatir.
Ayong Jeo, selaku Ketua GATOMI mengatakan, pihaknya takut jika masalah perpanjangan SNI ini tidak hanya dialami oleh distributor resmi helm Nolan, X-Lite dan Grex tersebut.
"Sampai saat ini hambatan perpanjangan SNI yang dilaporkan ke kami memang baru dari PT PAS saja, tapi dikhawatirkan ada anggota kami yang lain nantinya mengalami masalah yang sama karena masa SNI produknya akan habis," buka Ayong saat ditemui GridOto.com, Jumat (13/11/2020).
Ia menyebut, masalah perpanjangan sertifikasi SNI ditujukan untuk para distributor yang menjual produk otomotif yang diimpor langsung dari negara lain atau diproduksi di luar Indonesia.
Baca Juga: Waduh! GATOMI dan Distributor Helm Nolan, X-Lite dan Grex Berjuang Hadapi Masalah SNI, Tuntut 2 Kementerian Sekaligus!
"Kalau produk anggota kami yang dibuat di dalam negeri tidak sulit soal perpanjangan SNI karena prosesnya cuma diaudit, sementara produk yang dibuat di luar itu syaratnya harus pergi ke tempat produksinya langsung. Tapi karena ada pandemi Covid-19, ini jadi sulit," kata Ayong.
Untuk prosesnya, perpanjangan sertifikasi SNI produk otomotif harus dilakukan secara rutin dalam kurun waktu tertentu.
"Masa (berlaku) sertifikasi SNI yang ada di produk sebenarnya berlaku 4 tahun, tapi setiap tahunnya harus diaudit, produknya juga test lab, kemudian sertifikasi ISO (International Organization of Standardization) harus dilihat lagi untuk perusahaan yang jual produk impor atau non domestik," jelas Ayong.
Baca Juga: Maverick Vinales Pamer Helm Baru, Ternyata Hasil Karya Orang Kepercayaannya Valentino Rossi
Untuk itu, pria yang juga merupakan Owner dari PT Kramat Motor ini berharap agar pemerintah cepat tanggap dalam menyelesaikan masalah yang dialami oleh para pengusaha otomotif di Tanah Air.
"Sekarang kondisi ekonomi kan lagi susah, tapi kami tambah susah lagi kalau sulit perpanjang SNI. Bisa-bisa produk impor ini tidak bisa dijual karena tak ada SNI, terus pengusaha yang punya banyak pegawai bisa gulung tikar," ungkap Ayong.
"Jadi saya harap regulator dalam hal ini, yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian cepat tanggap mencari solusi atau memberi relaksasi atas masalah perpanjangan SNI ini," tutupnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR