GridOto.com - Cooling system (sistem pendingin mesin) merupakan komponen terpenting agar mesin tidak mengalami overheat atau panas berlebih.
Kinerja sistem pendingin mesin mobil ini bisa menurun drastis tanpa disadari oleh pemilik mobil.
Korosi pada sistem pendinginan menjadi penyebab awal kerusakan pada cooling system di mesin.
Korosi ini paling sering dialami sistem pendingin mesin yang memakai air keran atau ledeng.
Atau korosi bisa timbul gara-gara radiator coolant yang lama tidak diganti.
Baca Juga: Ini Bahaya Ada Udara Terperangkap di Sistem Pendingin Mesin Mobil
Umumnya pabrikan merekomendasikan penggantian radiator coolat setiap 40.000 km atau 2 tahun.
Kenapa korosi bisa menyebabkan kerusakan sistem pendingin mesin dan bisa memicu overheat?
Begini, bila telah timbul korosi, maka kotoran yang rontok pun akan mulai menyumbat jalur-jalur air pada radiator.
Terganggunya sirkulasi ini membuat kerja water pump menjadi lebih berat dan proses pelepasan panas pun menjadi terganggu.
Kian parah bila kisi-kisi pada radiator telah rusak atau terlipat sehingga udara segar sulit mengalir di sela-selanya.
Baca Juga: Sistem Pendingin Mesin Rusak, Ini Dampaknya pada Oli Transmisi Matik
Efek ini pun terus berlanjut, kipas elektrik bekerja ekstra akibat sensor suhu di mesin selalu berada dalam batas atas.
Akibat jangka panjangnya, putaran kipas akan melemah dan membuat usia pakai motor kipas elektrik pun menjadi lebih singkat.
Beban kabel dalam mengalirkan listrik ke electric fan pun menjadi lebih berat dalam kondisi seperti itu.
Salah satu ciri awalnya adalah dengan putusnya sekring dan membuat kipas tidak dapat berputar.
Baca Juga: Wajib Tahu, 8 Komponen Penting di Sistem Pendingin Mesin Mobil
Bila hal ini tidak langsung terdeteksi oleh pengemudi, kerusakan mesin atau overheat pun bisa terjadi.
Apalagi beberapa mobil modern saat ini sudah tidak melengkapi indikator pemantau suhu mesin, hanya tersedia lampu indikator saja.
Jadi begitu penjelasan kenapa korosi bisa menyebabkan kerusakan sistem pendingin mesin dan bisa memicu overheat.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR