GridOto.com - Boring diesel sering kali menjadi pilihan untuk gantikan boring bawaan mesin motor saat melakukan bore up.
Apalagi, saat bore up memutuskan untuk pakai piston yang jauh lebih besar di bandingkan bawaan.
Dengan pakai boring atau silinder mesin diesel, bikers masih bisa pakai blok silinder bawaan motor dengan liner atau boringnya saja yang diganti dengan milik diesel.
Lantas apa sih kelebihan boring diesel jika dibandingkan boring atau liner bawaan motor ?
Baca Juga: Banyak Yang Belum Paham, Apa Artinya Oversize Piston di Motor?
"Ganti liner blok silinder motor biasanya dilakukan jika blok bawaan motor sudah enggak bisa dikorter atau sudah tipis," buka Zaenal, owner Jambul Wara Wiri, bengkel spesialis Yamaha Nouvo kepada GridOto.com.
"Daripada risiko pakai blok silinder yang linernya tipis, pakai boring diesel bisa jadi pilihan," jelas pria yang akrab disapa Jambul ini.
Menurut Jambul, boring diesel punya kelebihan tahan gempuran panas.
"Kalau dibandingkan dengan boring liner biasa, boring diesel ini lebih tahan gempuran panas mesin, cocok untuk bore up," kata Jambul.
Baca Juga: Apa Fungsinya Oversize Piston? Bisa Bikin Power Mesin Meningkat?
Namun pada saat pemasangan awal boring diesel ada penyesuaian terlebih dahulu.
"Ketika baru pasang boring diesel biasanya motor lebih panas, itu karena oli belum melumasi dinding linernya," jelas Jambul.
"Nanti kalau sudah melumasi seluruh bagian liner atau boring diesel, panas motor kembali normal," beber Jambul saat ditemui di Jalan Batas, Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Selain itu, boring diesel juga dipercaya enggak bikin penguapan oli mesin lebih tinggi.
Baca Juga: Oversize Piston Tidak Boleh Sembarangan, Begini Panduan yang Aman
"Kalau untuk bore up di Yamaha Nouvo, misalnya 53,5 mm pakai boring diesel ini, oli mesin lebih awet dan jarang menguap," kata Jambul.
Soal biaya pemasangan boring diesel ini berkisar Rp 300 ribuan.
"Tapi ini dilihat juga diameter blok silindernya, biasanya berkisar Rp 250 sampai Rp 350 ribu, sudah termasuk korter," tuturnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR