GridOto.com - Menjadi bagian yang paling kotor, salah satu pertimbangan memilih karpet mobil adalah mudah dibersihkan.
Umumnya karpet mobil aftermarket yang dijual di pasaran seperti karpet kulit, karpet mie, atau karpet fabric.
Berbeda dengan karpet mobil dari Trapo Indonesia bisa menjadi pilihan bagi Anda yang sedang cari karpet mobil.
"Untuk sekarang yang dijual baru ada satu jenis, yaitu tipe Trapo Classic Mark II," buka Stacey Tampi, Marketing Manager Karpet Mobil Trapo Indonesia kepada GridOto.com.
Lanjut Stacey, material karpet terbuat dari unsur eva-foam dengan campuran bahan daur ulang dan virgin polimer 50:50 yang di-reinforced.
Baca Juga: Hasil Lebih Oke, Begini Cara Mudah Bersihkan Karpet Mobil yang Benar
"Karpet mobil jadi lebih kuat tahan abrasi tapi tetap ringan, bisa dipakai lebih dari 3 tahun," tekan Stacey.
"Karena terbuat dari foam jadi waterproof, air tidak menyerap dan tidak bikin bau apek kabin mobil, juga tidak mengeluarkan bau asam saat terjemur panas," tambah Stacey.
Bagian atas karpet Trapo punya motif yang cukup unik karena dibuat bentuk diamond (wajik).
Dimana pada bagian pola wajik terdapat cekungan ke dalam yang ternyata memberi sejumlah kelebihan dan kemudahan.
"Pola tersebut memudahkan kotoran atau tumpahan air terperangkap, jadi waktu kaki bergerak tidak akan menyebar," sebut Stacey.
Baca Juga: Ini Pilihan Produk Sealant yang Bisa Lindungi Cat Mobil di Musim Hujan
"Waktu dibersihkan kotoran dan air bisa langsung lepas karena tidak ada celah menyudut cekungan," jelas Stacey.
Karpet mobil Trapo juga sudah dilengkapi dengan unsur antibakteri dengan penambahan molekul silver ion yang di-inject ke material karpet.
"Bakteri dari kotoran di permukaan karpet langsung terikat, tidak bisa menyebar di dalam kabin, kalau mau dibersihkan cukup disiram air," ujar Stacey.
Mulai dari harga Rp 1 jutaan fullset, karpet Mobil Trapo Indonesia bisa dibeli secara online dari marketplace atau showroom di Ruko Intercon Plaza, Srengseng, Jakarta Barat (021) 584 8444 / 0817 17 3117 (WhatsApp).
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR