GridOto.com - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memprediksi butuh waktu yang cukup panjang untuk kembali memulihkan kondisi pasar otomotif nasional yang ambruk karena pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan oleh Amelia Tjandra, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director ADM.
"Kami memperkirakan, kondisi 2019 tidak akan segera tercapai kembali di tahun depan," kata Amel dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis (15/10/2020).
Ia menjelaskan, hal itu bisa terjadi karena vaksin Covid-19 hingga kini masih dalam tahap pengujian.
Baca Juga: Daihatsu Gelar Kompetisi Modifikasi Secara Virtual, Cakupan Wilayah Diperluas
"Sebenarnya secara umum health view ini yang paling memegang peranan, selama vaksin itu belum menjadi faktor penentu semua orang bisa beraktivitas dengan normal, maka kami perkirakan pasar belum bisa kembali ke kondisi 2019," terangnya.
"Sampai kapan? 2022 kami perkirakan belum akan kembali ke posisi 2019. Dalam hitungan kami, pasar akan masuk ke kondisi 2019 sekitar 2023," sambung Amel.
Lebih lanjut, Amel mengungkapkan kalau prediksi tersebut tentunya diambil dari beberapa faktor.
Di antaranya ialah dari makro ekonomi, supply driven, demand driven dan health view.
Baca Juga: Daihatsu Catatkan Penjualan Positif di September 2020, Market Share Tembus 18 Persen!
"Makro ekonomi yang paling kami lihat adalah bagaimana GDP (Gross Domestic Product), kurs rupiah, inflasi, investasi, itu akan menjadi patokan kami dalam memprediksi," imbuhnya.
Kemudian supply driven, yaitu pasar yang dipengaruhi oleh berbagai produk baru yang diluncurkan.
"Kami coba menganalisis kira-kira akan keluar produk baru apa di tahun yang akan datang," sebutnya.
Adapun demand driven yakni melihat kemungkinan permintaan produk baru yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan lainnya.
Baca Juga: Daihatsu Sebut Penjualan September 2020 Tak Terpengaruh Usulan Pajak 0 Persen
Meski untuk mencapai kondisi pasar kembali ke normal masih terbilang cukup lama, Amel tetap melihat adanya potensi yang baik untuk industri otomotif Tanah Air.
"Karena pasar Indonesia sangat menggiurkan, kepemilikan mobil dibandingkan pasar ASEAN itu masih rendah. Masih banyak potensi sepanjang makro ekonomi dan health view bagus," ucapnya.
"Kalau GDP bisa dipertahankan seperti kondisi 2019, serta sosial ekonomi tidak ada kerusuhan, maka pasar Indonesia masih sangat menjanjikan untuk terus naik," pungkas Amel.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR