GridOto.com - Ingin memiliki sebuah Multi Purpose Vehicle (MPV) Medium dengan harga yang cukup terjangkau, Toyota NAV1 bekas bisa jadi salah satu pilihan menarik saat ini.
Toyota NAV1 sejatinya masuk untuk pasar Indonesia pada 2012 silam, dirakit oleh PT Sugity Creatives secara lokal (Completely Knock Down/CKD) di Bekasi, Jawa Barat.
Tampil dengan desain mengotak dan pintu baris kedua model geser, enggak heran jika banyak yang menjulukinya sebagai 'Baby Alphard'.
Begitu juga pada bagian interiornya, yang didesain untuk benar-benar memanjakkan penumpang dengan beragam fitur serta kenyamanan yang ditawarkan.
Baca Juga: Mobil Bekas Hyundai Trajet Wilayah Jakarta Turun Hingga Rp 20 Jutaan
Hanya saja di 2016, PT Toyota Astra Motor (TAM) menghentikan penjualannya di Indonesia dan perannya pun kini digantikan oleh Voxy.
Bagi Anda yang ingin memiliki sebuah mobil bekas dengan kenyamanan kelas premium dan harga terjangkau, mungkin ini saat yang tepat untuk membeli Toyota NAV1 bekas.
Banyaknya varian dari Toyota NAV1 ini membuat harga bekasnya juga cukup variatif.
Berdasarkan catatan kami di kanal pricelist GridOto.com, saat ini Toyota NAV1 bekas dibanderol mulai Rp 160 juta untuk varian G A/T lansiran 2013.
Baca Juga: Nissan Serena 2005-2006 Bekas di Oktober 2020. Tipe Highway Star Cuma Rp 70 Jutaan
Apabila menginginkan tahun yang lebih muda, ada Toyota NAV1 varian V A/T facelift lansiran 2014 yang dibanderol Rp 230 juta
Harganya emang sudah murah meriah euy, lihat aja nih daftar harganya yang dirangkum GridOto.com dari beberapa pedagang mobil bekas di Jakarta dan sekitarnya.
Varian | Tahun | Harga |
Toyota NAV1 G A/T | 2013 | Rp 160 juta |
Toyota NAV1 G A/T | 2014 | Rp 180 juta |
Toyota NAV1 G A/T Facelift | 2014 | Rp 190 juta |
Toyota NAV1 Luxury | 2014 | Rp 200 juta |
Toyota NAV1 V A/T | 2014 | Rp 210 juta |
Toyota NAV1 V A/T Facelift | 2014 | Rp 230 juta |
Toyota NAV1 V A/T Facelift | 2015 | Rp 240 juta |
Toyota NAV1 Luxury | 2016 | Rp 230 juta |
Toyota NAV1 V A/T Facelift | 2016 | Rp 250 juta |
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR