GridOto.com - Kondisi air radiator yang baik pastinya membuat sistem pendingin mesin bekerja dengan maksimal.
Layaknya cairan pada mobil yang lainnya, air radiator juga harus diganti secara berkala.
Bila mengikuti jarak tempuh, idealnya air radiator diganti setiap 20.000 kilometer sekali atau setiap 2 tahun.
Lalu bagaimana bila mobil jarang digunakan, apakah air radiator harus menunggu 20.000 kilometer?
Oleh karena itu, GridOto.com menanyakan ke Stanley Tjhie, Business Opportinity Development PT Laris Chandra selaku importir air radiator merek Prestone (7/10).
Baca Juga: Radiator Coolant Ethylene Glycol vs Diethylene Glycol, Apa Bedanya?
"Air radiator itu sudah wajib diganti secara berkala agar sistem pendingin enggak bermasalah," buka Stanley.
"Untuk mobil yang jarang digunakan juga sama, harus diganti air radiatornya enggak perlu menunggu sampai 20.000 kilometer," tambahnya.
Pernyataan Stanley tersebut ternyata ada alasannya loh.
Karena air radiator merupakan senyawa kimia yang dibuat, maka setelah ada di dalam sistem pendingin tetap akan terjadi oksidasi.
"Kandungan inhibitor atau aditif yang ada di air radiator akan menurun kemampuannya seperti anti rust atau zat anti karat," sebut pria yang berkantor di Jl. Pluit Utara Raya, Jakarta Utara.
Baca Juga: Apakah Warna Radiator Coolant Mempengaruhi Kualitas? Ini Jawabannya
"Zat anti karat ini akan menurun kemampuannya seiring waktu, jadi kalau tetap digunakan akan berisiko menimbulkan karat," bebernya.
Bila sistem pendingin sudah muncul karat, bukan tidak mungkin aliran air radiator akan terhambat.
Maka dari itu, sebaiknya bila mobil tidak digunakan dalam jangka waktu lama akan lebih baik kuras air radiator dan ganti dengan yang baru.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR