GridOto.com - Konsumen yang merestorasi MINI klasik, umumnya ingin membangun mobilnya dengan komponen orisinal.
Hal ini diungkapkan oleh Michael Polo Siregar, punggawa QQ MINI Morris, bengkel spesialis MINI di Bekasi, Jawa Barat.
"Jarang sih yang mau (pakai part palsu atau substitusi), misalnya dia modif pakai sparepart mobil merek Jepang, itu konsumen gak mau, karena nilai mobilnya bagi mereka berkurang," ucap Polo saat ditemui GridOto.com beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, konsumen akan berpikir harga mobilnya bisa anjlok jika dipasangkan part kanibalan dari merek lain.
Baca Juga: Tergolong Mobil Tua, Benarkah MINI Klasik Rewel dan Banyak Masalah?
"Selain itu, secara kepuasan, dilihatnya juga jadi kurang srek ya," kata Polo.
Saat disinggung mengenai biaya untuk merestorasi dengan sparepart full orisinal, Polo mengatakan banderolnya tergantung dari berapa banyak sparepart yang diganti, serta kualitas dari komponen itu sendiri.
"Kalau dia banyak pakai sparepart baru, terus kualitas sparepartnya juga pakai yang oke, itu bisa sampai Rp 500 jutaan," jelas pria yang juga tergabung dalam komunitas Jakarta Mooris Club (JMC) ini.
Ia menambahkan, secara umum sparepart orisinal MINI masih cenderung gampang dicari.
Baca Juga: Jangan Kaget, Harga Pasaran MINI Klasik di Indonesia Setara Mobil Hybrid Keluaran Terbaru!
Sebab, sparepart MINI hingga kini masih diproduksi, serta banyak yang menjual komponen seken ataupun copotannya.
"Apalagi kalau sudah ada link-nya (untuk membeli sparepart dari luar negeri), itu sebenarnya gampang," tuturnya.
Selain itu, QQ MINI Morris juga menjual beberapa sparepart, serta menerima konsumen yang ingin memesan komponen di mobilnya.
Baca Juga: Tertarik Membangun Mobil 'Mr. Bean'? Simak Nih Cara Berburu Bahannya!
"Kalau pemesanan, itu dari Inggris sampai ke sini sekitar 3-4 minggu. Gak lama sih sebenarnya," ungkapnya.
"Lagi pula mobil MINI seperti ini kan bukan mobil harian, bukan untuk kebutuhan tiap hari dipakai, jadi sebenarnya konsumen gak buru-buru juga," tutupnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR