GridOto.com - Kasus Royal Enfield bodong karena pemiliknya tak dapat STNK dan BPKB hingga 2 tahun cukup menghebohkan.
Tehitung ada 200 pemilik Royal Enfield bodong dari berbagai daerah di Indonesia sedang menyelesaikan kasus ini dengan PT Distributor Motor Indonesia (DMI).
Menurut Derrick Kurniawan, Ketua Komunitas Royal Enfield Bodong (KRIBO), ada kasus yang lebih parah selain masalah STNK dan BPKB yang belum sampai ke tangan pemiliknya.
"Kasus ini pastinya membuat nama Royal Enfield di Indonesia jadi jelek, karena kasus ini sudah menyebar ke berbagai komunitas motor lain semisal Harley," ujar Ming Ming panggilan akrab Derrick saat ditemui GridOto.com, Jumat (2/10/2020).
Baca Juga: Rugi Miliaran Rupiah! 200 Royal Enfield Terpaksa Bodong Karena Dealer Tidak Beri STNK dan BPKB, Ini Ceritanya
"Yang lebih parah ada 5 pemilik Royal Enfield yang dari Jogja dan Solo itu beli unit cash berbulan-bulan, tapi sampai hari ini motornya belum diantar sama DMI. Ini parah banget," sambungnya.
Ming Ming menyebut, kasus penggelapan STNK dan BPKB yang dilakukan DMI terbilang tak wajar dibanding motor lain yang harganya lebih mahal.
"Penyerahan STNK atau BPKB dari Harley-Davidson saja biasanya cuma 1 sampai 2 bulan, padahal harga motornya jauh lebih mahal ketimbang Royal Enfield, kasus ini jelas akan membuat nama merek ini jadi jelek," sebutnya.
Ming Ming bersama KRIBO memutuskan, menunggu proses penyelesaian kasus ini, sebelum melapor ke aparat berwenang.
Baca Juga: Kasus Royal Enfield Bodong di Indonesia Berujung Demo, Penyelesaiannya Cuma Begini
"Hari ini kami telah diberi kepastian dengan penyerahan 20 daftar nama pemilik motor yang akan diurus STNK dan BPKB-nya termasuk yang motornya belum diantar. Ini prosesnya akan bertahap dengan sistem kloter dalam 2 sampai 3 minggu ke depan," jelasnya.
"Selanjutnya kami pasti akan lapor Polisi jika penyelesaian kasus Royal Enfield bodong ini tidak sesuai, karena saya merasa tindakan ini cuma menenangkan kami saja buat sementara," tutup Ming Ming.
Namun menurutnya, daftar 20 nama tersebut juga dianggap kurang meyakinkan.
"Penyelesaian ini memang ada hitam di atas putih, tapi dari 20 nama ini cuma dijadwalkan akan diurus surat motornya. Hanya saja tidak ada tanggalnya kapan, jadi tidak pasti dan kami bosan sudah menunggu ini dari awal tahun lho," tutup Derrick.
Sekadar informasi, DMI terakhir menjadi distributor Royal Enfield pada Juli 2020.
Kini penjualan motor rakitan India di Tanah Air, sudah dipegang oleh PT Nusantara Batavia Internasional.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR