Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Test Ride Lengkap Benelli Patagonian Eagle 250 EFI, Kini Pakai Injeksi, Suaranya Masih Sangar Gak Ya?

Dimas Pradopo,Antonius Yuliyanto - Rabu, 19 Agustus 2020 | 08:35 WIB
Test Ride Benelli Patagonian Eagle EFI
F Yosi
Test Ride Benelli Patagonian Eagle EFI

GridOto.com - Benelli Patagonian Eagle 250 versi baru di 2020, kini sudah pakai injeksi bahan bakar. Makanya namanya, pakai embel-embel EFI atau Electronic Fuel Injection, Benelli Patagonian Eagle 250 EFI.

Mulai dipasarkan pada Juni 2020 oleh PT Benelli Motor Indonesia (BMI) dengan harga 44,9 juta on the road Jakarta.

Dan ternyata bukan cuma upgrade jadi injeksi, detailnya juga banyak berubah jika dibanding yang versi karburator?

Detail Bodi Banyak Beda

Paling jelas terlihat beda adalah pelek. Benelli Patagonian Eagle 250 EFI pakai model jari-jari, sedang di versi karburator model palang (cast wheel).

Perbedaan kedua ada di knalpot, yang jadi warna hitam doff, di versi karbu berlapis krom.

Knalpot Benelli Patagonian Eagle EFI sekarang full hitam
F Yosi
Knalpot Benelli Patagonian Eagle EFI sekarang full hitam

Termasuk pula mesinnya kini juga semuanya hitam, tak ada lagi aksen krom yang membuat tampilan jadi lebih sangar.

Lalu di tangki, sepatbor depan dan bodi samping kini ada striping minimalis.

Label EFI jelas tertera di bodi samping. Oiya pilihan warnanya ada dua, hitam dan hijau kebiruan.

Baca Juga: Benelli Leoncino 800 Resmi Meluncur, Intip Yuk Spesifikasi dan Harganya

Rem belakang, di versi injeksi jadi model cakram pakai kaliper 2 piston. Kinerjanya memuaskan, responsif dan pakem.

Sedang rem depan model cakram juga pakem walaupun secara respons tak sebagus belakang, tampaknya efek ada aksesori “ABS” manual yang menempel di kaliper.

Rem belakang Benelli Patagonian Eagle EFI sudah cakram
F Yosi
Rem belakang Benelli Patagonian Eagle EFI sudah cakram

Injeksinya Pakai Satu Throttle Body

Pakai EFI atau Electronic Fuel Injection, karburator kini diganti sebuah throttle body yang terpasang di intake manifold bercabang.

Di tiap cabang atau di masing-masing silinder ada injektor yang mengarah ke mesin. Oiya motor ini pakai mesin dua silinder ya!

Lalu pada masing-masing leher knalpot ditemukan O2 sensor, artinya pakai sistem injeksi close loop yang mana hasil pembakaran pun dibaca ECU. Sehingga pembakaran lebih sempurna.

Bagian lain yang beda di motor ini tentu saja tangki bensinnya yang berkapasitas 14 liter, tak lagi ditemukan keran bensin.

Gantinya kini di sisi kiri bawah tangki terlihat ada fuel pump.

Baca Juga: Motor Sport Naked Empat Silinder Benelli TNT 600i Bakal Meluncur di Filipina, Banderolnya tak Sampai Rp 140 Jutaan?

Test Ride Benelli Patagonian Eagle EFI
F Yosi
Test Ride Benelli Patagonian Eagle EFI

Suara Sangar Performa Kalem

Benelli Patagonian Eagle 250 EFI ini mengusung basis mesin yang sama persis dengan versi karbunya, hanya beda di sistem pengabutan bahan bakar.

Empat langkah, dua silinder segaris SOHC 4 katup berpendingin udara dan oil cooler.

Yang khas, mesinnya pakai firing order 360°, piston naik turun bersamaan tapi langkah kerjanya gantian.

Sehingga suara knalpotnya merdu sekilas mirip mesin 4 silinder. Faktor ini jadi salah satu daya tarik utama Patagonian Eagle.

Namun firing order tersebut ada konsekuensinya. Jika dirasakan karakter tenaganya jadi cenderung datar.

Di putaran bawah terasa kalem, tengah ke atasnya ngisi khas mesin overbore tapi tak terlalu nampol.

Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle Jadi Scrambler, Sasis Belakang Dirombak Total

Mesin Benelli Patagonian Eagle EFI karakternya masih mirip versi karburator
F Yosi
Mesin Benelli Patagonian Eagle EFI karakternya masih mirip versi karburator

Tenaga maksimal hanya 17,4 dk di 8.000 rpm dan torsi 16,5 Nm di 6.000 rpm, itu sama dengan versi karburator.

Jangan heran jika catatan akselerasinya tak secepat motor 250 cc lainnya.

Ambil contoh 0-100 km/jam butuh waktu 12,7 detik, lalu dari diam ke 402 meter 18,2 detik.

Malah top speed di spidometer hanya kisaran 125 km/jam. Catatan akselerasinya itu ternyata sama dengan versi karbu.

Yang menarik ketika pengetesan akselerasi dan top speed pakai Racelogic adalah keakuratan spidometer.

Deviasinya kecil, karena ketika jarum spidometer di posisi antara 120 dan 130 km/jam, maka ambil saja 125 km/jam, di Racelogic tertera 120,7 km/jam.

Melencengnya hanya 3,4%, akurat banget! Pantas lari 100 km/jam sudah terasa kencang!

Oiya, Benelli Patagonian Eagle 250 EFI ini pakai transmisi 5 percepatan, gigi 1 mentok 35 km/jam, gigi 2 70 km/jam, gigi 3 95 km/jam, gigi 4 120 km/jam dan gigi 5 yang karakternya overdrive 125 km/jam.

Baca Juga: Buat Dipakai Harian, Benelli Patagonian Eagle 250 Dirombak Katros Jadi Bobber

Test Ride Benelli Patagonian Eagle EFI
F Yosi
Test Ride Benelli Patagonian Eagle EFI

Konsumsi Bensin

Dengan perubahan sistem pengabutan jadi injeksi, walaupun performa tetap sama dengan yang versi karbu, namun ternyata membawa dampak positif pada konsumsi bensin.

Dipakai harian oleh tester bergaya agresif, sering buka gas secara spontan, dengan kondisi jalan beragam lebih dari 300 km.

Pakai metode full to full sebanyak 3 kali dengan bahan bakar RON 92, ternyata rata-rata bisa dapat 27,5 km/liter.

Berdasarkan hasil test ride sebelumnya, yang versi karburator cuma 23,8 km/liter, bedanya signifikan ya?

Oiya, rasio kompresi mesin Benelli Patagonian Eagle 250 EFI ini rendah, hanya 9,0:1, jadi dikasih Pertalite maupun Premium pun masih aman. Lalu panas yang dihasilkan tak terlalu terasa di kaki.

Data tes akselerasi Benelli Patagonian Eagle EFI
0-60 km/jam: 4,3 detik
0-80 km/jam: 7,3 detik
0-100 km/jam: 12,7 detik
0-100 m: 7,2 detik (@79,5 km/jam)
0-201 m: 11,3 detik (@96,6 km/jam)
0-402 m: 18,2 detik (@111,4 km/jam)
Top speed spidometer: 125 km/jam
Top speed Racelogic: 120,7 km/jam
Konsumsi bensin: 27,5 km/liter 

Data spesifikasi Benelli Patagonian Eagle EFI
Tipe mesin: 4 langkah 2 silinder segaris SOHC 4 katup
Pendinginan: Oil cooler
Kapasitas: 249 cc
Bore x stroke: 55 x 52,4 mm
Rasio kompresi: 9,0:1
Tenaga maksimal: 17,4 dk (13 kW) @8.000 rpm
Torsi maksimal: 16,5 Nm @6.000 rpm
Sistem bahan bakar: injeksi
Pengapian: TLI
Starter: elektrik
Sistem pelumasan: oli bertekanan
Transmisi: 5 percepatan
Tipe kopling: basah
P x L x T: 2.180 x 850 x 1.110 mm
Jarak terendah: 140 mm
Jarak sumbu roda: 1.450 mm
Bobot kering: 158 kg
Kapasitas tangki bensin: 14 liter
Tipe sasis: Bassinet
Suspensi depan: teleskopik
Jarak main suspensi depan: 120 mm
Suspensi belakang: telescopic coil spring oil damped
Jarak main suspensi belakang: 70 mm
Ban depan: 90/90-18
Ban belakang: 130/90-15
Rem depan: cakram
Rem belakang: cakram

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa