GridOto.com - Motor zaman sekarang memang didesain cuma buat berdua saja, dipakai bertiga sudah dilarang, apalagi kalau sampai empat orang.
Nah kalau melihat motor unik bernama Böhmerland Langtouren ini memang unik, panjang banget dan sengaja dibikin buat dinaiki empat orang!
Dibuat pada tahun 1927, Böhmerland Langtouren punya rangka sepanjang 3,2 meter. Ini sudah hampir sepanjang Toyota Agya yaitu 3,6 meter.
Lucu kalau melihat bentuknya, punya desain seperti muncul dari negeri antah berantah di film kartun dengan warna ngejreng.
Baca Juga: Honda Trail 90 CT 90, Si Bebek Terabas Unik yang Punya Delapan Gigi, Bikin Kaki Pegel Enggak Ya?
Tapi Böhmerland Langtouren dibikin panjang karena memang awalnya didesain untuk mengangkut tentara hingga empat orang.
Malah motor ini bisa ditambah sespan di samping sehingga maksimal bisa mengangkut enam orang.
Soal mesinnya satu silinder berkubikasi 600cc yang enggak bisa dibandingin sama moge 600 cc zaman now deh...
Udah begitu penempatan mesinnya pas di selangkangan pengendara, duh apa enggak bikin "itu" jadi mateng ya?
Tenaga maksimalnya saja cuma 24 dk yang sebanding dengan motor-motor 200-250 cc modern.
Tapi yang lucu motor ini punya dua gearbox, sehingga totalnya punya 9 percepatan!
Gearbox yang belakang harus dioperasikan oleh penumpang yang ada di belakang, unik banget!
Funsi gearbox belakang ini memang fungsinya semacam rasio tambahan buat mengangkut beban yang jelas bertambah. Makanya kalau cuma riding sendiri sih enggak perlu ganti gigi yang belakang.
Jelas enggak kebayang sih motor ini dipakai di zaman sekarang, karena kondisi lalu lintas yang ramai jelas ribet banget buat bermanuver.
Belum lagi kalau ketemu tikungan patah, harus ambil ancang-ancang lumayan jauh buat belok.
Tantangan lainnya juga semua penumpangnya harus kompak, kalau ada saja satu orang yang iseng goyang-goyang ya dijamin oleng motornya.
Cukup tahu aja deh dengan motor unik Böhmerland Langtouren ini. Kalau pakai motor zaman sekarang enggak boleh bonceng bertiga deh ya...
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR