Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Produksi Drop Gara-gara Pandemi Covid-19, Supply Chain Toyota Kena Imbasnya

Wisnu Andebar - Jumat, 24 Juli 2020 | 17:34 WIB
Suasana di dalam PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Plant
Humas KTCI
Suasana di dalam PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Plant

GridOto.com - Dalam melakukan proses produksi, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melibatkan banyak perusahaan lain (supplier) sehingga terbentuk supply chain.

Supply chain ini bisa dibilang adalah fondasi untuk memenuhi kebutuhan manufaktur yang dilakukan oleh TMMIN dalam memproduksi mobil dan suku cadang.

Namun, karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, membuat permintaan pasar menurun dan mengakibatkan supply chain di TMMIN pun terkena imbasnya.

"Pada April Mei 2020 kan demand drop, pasti operation pasti terganggu. Itu sebenarnya bukan hanya berdampak ke TMMIN tapi juga supply chain," kata Warih Andang Tjahjono, selaku Presiden Direktur TMMIN dalam konferensi video, Kamis (23/7/2020).

Baca Juga: Tiga Pilar Ini Menjadi Landasan Utama Toyota Dalam Berproduksi di Fase Kebiasaan Baru

Sebagai gambaran, Warih menjelaskan bahwa supply chain tier satu terdiri dari 140 perusahaan yang menyuplai komponen langsung ke TMMIN.

"Dari 140 perusahaan itu mereka punya supply chain lagi yang disebut perusahaan tier dua, jumlahnya bisa mencapai 300 perusahaan," imbuhnya.

"Kemudian perusahaan tier dua ini juga punya supply chain yang terdiri dari 400 sampai 500 perusahaan," sambungnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, demand yang menurun dampak wabah virus Corona ini tentu menimbulkan efek yang beruntun, termasuk supply chain.

Baca Juga: Toyota Prediksi Produksi Domestik dan Ekspor Akan Kembali Normal Pada Kuartal IV 2020

"Mulai dari customer, dealer, PT Toyota Astra Motor (TAM), TMMIN, kemudian ke supply chain itu," tandasnya.

Untuk itu, pihaknya juga tak lepas tangan untuk terus mengontrol segala kegiatan supply chain TMMIN yang secara total berjumlah sekitar 10 ribu perusahaan.

"Karena dampaknya lebih besar ke mereka secara operation," ucap Warih.

Ia pun berharap bahwa demand April dan Mei 2020 merupakan yang terendah, sehingga mulai Juni 2020 dan seterusnya bisa melakukan recovery.

"Kami juga perhatikan dampak ke supply chain, mereka juga berharap starting recovery ini memberi dampak yang besar bagi mereka," pungkasnya.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Minat Mobil Bekas Toyota Kijang Innova Bensin Model Awal, Harganya Tinggal Segini Akhir 2024

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa