GridOto.com - Menjajal motor cruiser Triumph Rocket 3 GT jadi pengalaman seru, soalnya ini motor punya kapasitas mesin yang sangat besar.
Enggak tanggung-tanggung sob, motor ini punya mesin berkapasitas 2.500 cc! Wow bangetkan?
Model yang kami coba ini sendiri model 2020 alias yang paling baru, dan didatangkan oleh PT Garda Andalan Selaras (GAS) sebagai distributor resmi Triumph untuk Indonesia.
Triumph Rocket 3 GT yang kami coba dibanderol dengan harga Rp 750 juta (off the road). Seperti apa impresi berkendara pakai motor ini?
Desain
Dari penampilannya, Triumph mempertahankan ciri khas dari Rocket 3 sebelumnya yang agak bergaya klasik tapi terlihat kekar.
Nah untuk model 2020 ini, Triumph memberikan sentuhan modern tanpa meninggalkan desain yang sudah jadi ciri khasnya sejak model sebelumnya.
Misalnya lampu depan ganda model bulat, sekarang sudah pakai LED dan dilengkapi dengan LED DRL dengan logo Triumph di tengah.
Di atasnya ada sebuah windshield yang ukurannya lumayan tinggi, untuk menutupi area spidometer dan menghalau angin. Sayang belum adjustable nih.
Kemudian tangki bahan bakar yang besar dan lebar dengan desain membulat, dilengkapi list krom pada bagian tengahnya sebagai ornamen.
(Baca Juga: Triumph T100R Flat Tracker, Tampang Lawas Tapi Performa Modern)
Di bawah tangki tentu jadi bagian paling intimidatif, karena bongkahan mesin 3 silinder segaris seolah menunjukkan otot dan sisi gahar dari Rocket 3 GT.
Belum lagi 3 buah leher knalpot berukuran besar yang menekuk ke arah belakang. Padat dan kekar banget!
Bergeser ke belakang, ada jok besar dan posisinya rendah khas sebuah cruiser. Khusus tipe GT, jok juga dilengkapi sandaran untuk pembonceng.
Bagian jok ini dari samping nampak seperti melayang berkat desain lengan ayun model tunggal dan sepakbor belakang hanya berupa mud guard saja.
Diujung jok terdapat lampu belakang yang sudah full LED. Sementara lampu sein menempel pada mud guard.
Yang unik pelek mengusung model palang 20 dengan model paduan glossy dan polish seperti pelek mobil keluaran terbaru.
Bobot motor ini sendiri hampir 300 kg loh, tepatnya 291 kg. Padahal Triumph mengklaim kalau motor ini 15% lebih ringan dari pendahulunya.
Fitur dan Teknologi
Dengan harga Rp 750 juta (off the road), motor ini dibekali banyak teknologi kekinian, dari yang jelas terlihat lampu-lampu sudah full LED.
Kemudian spidometer digital dengan layar TFT, yang desainnya paduan antara membulat dan kotak, makanya terlihat modern.
(Baca Juga: Triumph Street Twin Sleeper, Tampang Standar Tapi Performa Sangar)
Pada layar TFT tadi terbagi dalam 3 kolom yang isinya bisa berubah-ubah sesuai tema spidometer yang dipilih.
Misalnya lingkaran tengah bisa menampilkan takometer dan spidometer dengan jarum takometer digital.
Atau bisa juga mode yang terlihat klasik dengan spidometer model jarum digital dan takometer mengisi kolom sebelah kiri.
Kemudian latar layar TFT juga bisa dipilih antara hitam dengan motif kayu atau dibuat seperti layar LCD dengan latar putih.
Informasi di dalamnya tentu lengkap. Selain spidometer dan takometer, ada odometer, trip 1-2, jam digital, pengingat servis.
Kemudian ada fuel meter, pengukur suhu ruangan, indikator suhu mesin.
Layar TFT ini juga bisa diatur pilihan bahasa yang dipakai dan satuan ukuran seperti km/liter, mill/galon dan lainnya.
Layar TFT ini juga berfungsi untuk menampilkan status fitur elektronik seperti hill hold control, traction control dan riding mode.
Bergeser kekaki-kaki depan, Rocket 3 GT pakai suspensi upside down dari Showa yang punya setingan preload dan rebound, dengan diameter tabung 47 mm. Besar banget!
(Baca Juga: Triumph Rocket 3 TFC, Versi Modifikasi Ala Pabrikan, Cuma 1 Unit di Indonesia)
Pelek depan dengan lebar tapak 3,5 inci berbahan alumunium, dibalut ban 150/80-17. Pengeremannya cakram ganda semi floating dikawal kaliper Brembo 4 piston ditiap sisi.
Bergeser kaki-kaki belakang, suspensi pakai tipe monosok dari Showa dengan setelan preload. Posisi monosok sengaja dibuat ngumpet supaya motor terlihat bersih.
Lalu pelek belakang alumunium punya lebar 7,5 inci dibalut ban 240/50-16. Rem belakang cakram tunggal tapi kalipernya Brembo 4 piston sob.
Pengeremannya maksimal banget karena bobot motor yang berat. O iya, kaliper depan pakai Brembo Stylema loh, kelas top end dari Brembo tuh.
Lalu footstep untuk pembonceng juga dibuat tersembunyi karena bisa dilihat sampai bagian tangkainya, jadi bisa dilipat dan enggak terlihat sama sekali.
Nah untuk fitur lainnya ada kunci keyless, kemudian Torque Assist Hydraulic Clutch yang membuat kopling jadi ringan.
Lalu Traction Control, rem sudah ABS dan juga punya Cornering ABS. Lalu Hill Hold Control yang akan menahan motor beberapa detik saat berhenti di jalan menanjak.
Kemudian ada 4 buah Riding Mode yakni Rain, Road, Sport dan Rider. Rider ini custom sesuai kemauan pengendara.
Lalu ada 2 fitur optional yakni Navigation dengan menambahkan modul Bluetooth lalu Triumph Shift Assist.
(Baca Juga: Triumph Sprint Neo-retro Cafe Racer, Desain Simpel Tapi Makin Asyik)
Mesin
Ini adalah motor produksi massal, dengan mesin paling besar di dunia. Kapasitasnya mencapai 2.458 cc, setara mobil SUV kelas medium seperti Mazda CX-5.
Jantung mekanis ini punya spesifikasi 3 silinder inline, DOHC 12 valve, pasokan bahan bakar injeksi dan pendingin udara.
Penampang radiatornya sangat besar, bahkan juga ditambahkan oil cooler supaya pendinginan mesin bisa lebih maksimal.
Mesin ini pakai piston ukuran 110,2 mm dan langkah piston 85,9 mm. Tenaga yang mampu dihasilkan mencapai 165 Dk/6.000 rpm dan torsi 221 Nm/4.000 rpm!
Tenaga dan torsi yang besar itu disalurkan menuju roda belakang lewat drive shaft yang posisinya ada disebelah kiri motor.
Dalam kondisi standar, suara mesinnya terdengar sangat halus dan minim getaran. Redaman knalpotnya ngebass halus.
Soal performa, tentu jambakan torsi 221 Nm bukan kaleng-kaleng, pakai riding mode Road saja sudah sangat terasa torsinya.
Saat tuas gas dibuka cepat, badan akan langsung seperti ditarik dari belakang diikuti buntut motor yang terdorong naik saking kuatnya torsi.
Tapi penyaluran menuju roda belakang terbilang smooth, enggak mengagetkan. Tentu hal ini enggak lepas dari pengguna drive shaft sebagai penggeraknya.
(Baca Juga: Belum Lama Rilis di Indonesia, Triumph Rocket 3 Langsung Ludes Terjual)
Seperti halnya motor cruiser yang lebih mengutamakan torsi, putaran motor ini enggak bisa terlalu tinggi.
Takometer hanya menunjukkan angka tertinggi 8.000 rpm saja. Redline sendiri berada diangka 6.500 rpm.
Dikendarai di jalanan kota yang padat, panas mesin ternyata enggak sepanas yang dibayangkan, area betis hanya terasa hangat.
Kemudian pengoperasian tuas kopling enggak merepotkan, karena sangat enteng ditarik. Dan saat macet merayap, cukup lepas tuas kopling saja untuk membuat motor bergerak.
Riding Position & Handling
Ciri khas motor cruiser, maka Triumph Rocket 3 GT menawarkan posisi riding yang santai.
Posisi kaki selonjoran, tinggi jok yang rendah dan juga setang lebar. Badan pun rileks mengendalikan motor.
Jika kurang pas, pijakan kaki bisa disetel sesuai dengan keinginan pengendaranya.
Saat dipakai, setangnya yang lebar terkadang merepotkan terutama saat berada dikemacetan dan menyelinap diantara mobil.
O iya, untuk jok pembonceng dilengkapi sandaran yang bisa diatur tinggi rendahnya. Cocok buat riding jauh nih.
(Baca Juga: Alamak Lamborghini Aventador Ini Berbodi Kardus Bermesin Motor 150cc)
Lalu bagaimana dengan handling Rocket 3 GT, apakah terasa berat?
Ternyata diluar dugaan loh, motor ini cuma terasa berat saat mau menegakkan dari posisi standar samping dan saat berputar arah.
Jika sudah melaju, bobot 291 kg enggak terasa menyulitkan. Untuk bermanuver zig-zag, motor masih tergolong lincah.
Cuma memang perlu adaptasi terutama saat melewati tikungan, karena ukuran ban yang lebar awalnya motor susah diajak belok.
Tapi setelah mempelajari karakternya, motor asyik untuk nikung. Apalagi permukaan ban yang lebar bikin percaya diri.
Terkait ban, tapak yang lebar ternyata juga mempengaruhi saat melewati jalanan yang berlubang, kadang motor seperti digoyang kiri-kanan.
Kesimpulan
Triumph Rocket 3 jadi motor cruiser dengan mesin paling besar saat ini, tentunya motor ini bukan untuk rider pemula atau mereka yang baru main motor gede.
Dengan harga Rp 750 juta (off the road), selain mesin besarnya, Rocket 3 menawarkan fitur-fitur unggulan yang terbilang lengkap.
Fitur Hill Hold Control misalnya, fitur yang lebih sering ditemui pada mobil, ternyata juga dipasang untuk Rocket 3 terbaru.
Buat yang tertarik, langsung saja sambangi Triumph Jakarta, karena unit untuk Rocket 3 ini kabarnya sangat terbatas sob.
Selain Rocket 3 GT, Triumph juga menyediakan Rocket 3 R yang bergaya roadster dengan setang lurus dan pijakan kaki lebih mundur. Versi R ini juga akan masuk Indonesia loh.
Spesifikasi Triumph Rocket 3 GT
Dimensi
Tinggi jok : 773 mm
Sumbu roda : 1.677 mm
Berat kosong : 291 kg
Kapasitas tangki : 18 liter
Mesin
Tipe : Inline 3, DOHC Pendingin cairan
Rasio kompresi : 10,8 : 1
Kapasitas mesin : 2.500 cc
transmisi : manual 6 speed, drive shaft
Diameter x langkah : 110,2 x 85,9 mm
Tenaga maksimal : 165 dk/6.000 rpm
Torsi maksimal : 221 Nm/4.000 rpm
Kaki-Kaki Depan
Suspensi : Upside down Showa 47 mm, rebound & compression Adjuster
Pelek : 17 x 3.5" alumunium
Ban : 150/80-R17
Rem : cakram 320 mm, kaliper 4 piston Brembo Sylema
Kaki-kaki Belakang
Suspensi : Monosok Showa, preload adjuster
Pelek : 16 x 7.5" alumunium
Ban : 240/50-R16
Rem : Cakram tunggal 300 mm, kaliper 4 piston Brembo
Harga : Rp 750 juta (off the road)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR