GridOto.com - Konsumen yang melakukan perbaikan dari recall Daihatsu Gran Max dan Luxio, hingga Juni 2020 telah mencapai 9.043 unit dari total 36.915 unit yang teridentifikasi.
Jika dipersentasekan, baru 24 persen pemilik Gran Max dan Luxio yang ke bengkel untuk melakukan perbaikan.
Hendrayadi Lastiyoso, Marketing and CSR Divison Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) mengatakan, pencapaian itu merupakan hal yang baik.
Mengingat Daihatsu baru mengumumkan recall pada November 2020, yang artinya baru berjalan sekitar 8 bulan.
Baca Juga: Terkait Recall Luxio dan Gran Max, Daihatsu Klaim 9.043 Konsumen Sudah Lakukan Perbaikan
"Ini kan programnya berjalan selama 3 tahun, dari akhir November 2019 sampai 2023. Kalau kita lihat kan progressya baru berjalan sekitar 8 bulan, efektif berjalan baru 5 bulanan karena di Maret hingga Mei ada kendala Covid-19," ucap Hendrayadi dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/7).
"Kalau dibagi tiga tahun (2019-2023), artinya kan progress per-tahunnya harusnya 33 persen. Nah ini kan kami belum setahun tapi sudah 24 persenan," lanjutnya.
Sementara Amelia Tjandra, selaku Direktur Marketing ADM mengaku tidak memprediksi proses recall bisa berjalan secepat ini.
"Kami tidak duga bisa secepat ini, 24 persen dalam kurun waktu 5 bulanan. Salah satu penyebabnya karena banyak informasi dari rekan-rekan media yang banyak menginformasikan," kata Amel.
Baca Juga: Puluhan Ribu Mobil Honda Kena Recall, Begini Tanggapan Ketua Komunitas Civic Turbonesia Chapter Jateng DIY
Hendrayadi pun memprediksi, kedepannya akan lebih banyak lagi konsumen yang pergi ke bengkel untuk melakukan perbaikan.
Hal ini tak lepas dari mulai dilonggarkannya aktivitas masyarakat di ruang publik selama masa PSBB Transisi, yang diberlakukan pemerintah sejak Juni 2020 kemarin.
"Selama PSBB Transisi ini kan aktivitas bengkel kami hanya boleh beroperasi 50 persen. Mungkin nanti kedepannya penerimannya akan lebih baik setelah bengkel diperbolehkan beroperasi 100 persen," tutupnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR