Gridoto.com - Pemilihan injektor tambahan saat kalian memasang double injektor di mesin motor sangat berpengaruh pada hasil.
Bukan cuma jarak pemasangan injektor tambahan, jenis injektor kedua yang dipasangkan juga tidak boleh asal.
Lebih bagus gunakan injektor yang punya debit semprotan lebih besar dari pada injektor pertama.
Sebab, selain jarak ke ruang bakar yang lebih jauh, peran injektor kedua ini memang lebih keputaran atas mesin yang butuh asupan bahan bakar lebih banyak.
Baca Juga: Tips Pasang Double Injektor di Mesin Motor, Perhatikan Jaraknya
“Di Honda Sonic 150, saya pakai injektor bawah standar yang punya semburan 150 cc/menit. Sedangkan injektor atasnya, pakai punya Honda CBR 250 yang debit semburannya 225 cc/menit," ucap Suhartanto alias Kupret, mekanik balap nasional yang sejak tahun 2017 terapkan dual injektor.
Pada awal penerapan double injektor, Kupret membuat kerja kedua injektor di motor bergantian.
"Injektornya bekerja bergantian. Injektor bawah lebih ke putaran bawah sedangkan injektor atas bekerja di putaran mesin tinggi,” tambah Kupret.
Untuk kerja injektornya Kupret bikin bertransisi tergantung TPS (Throttle Position Sensor).
Baca Juga: Fabio Quartararo Dapat Penalti 20 Menit di FP1 MotoGP Spanyol 2020
Misal di TPS 20 % injektor bawah menyemprot 80 % dan injektor atas 20 %.
Di TPS 50 % transisinya sudah lebih dekat misal injektor bawah 45 % dan atas 55 %.
Di TPS 100 % baru injektor atas lebih mendominasi.
Misal injektor atas sudah 80 % dan bawahnya 20 %.
“Wajib dibikin bertransisi biar halus. Kalau langsung dipindahkan dadakan kerja injektornya, akan ada tenaga yang hilang,” tutupnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR