GridOto.com - Salah satu bagian mobil atau motor yang paling sering dimodifikasi dengan part aftermarket adalah lampu utama atau headlight.
Alasannya bermacam-macam, tapi alasan yang paling sering dilontarkan adalah pancaran sinar lampu standar yang dinilai kurang terang.
Tapi jangan asal pilih, karena lampu yang terlalu terang bisa menyilaukan dan membahayakan pengguna jalan lain.
Nah, agar tidak membahayakan dan tidak jadi sasaran kemarahan pengendara lain, ada dua hal utama yang harus jadi perhatian sobat.
Baca Juga: Selain Watt, Terang Atau Tidaknya Lampu Ternyata Dilihat Dari Sini
Hal pertama adalah lampu dengan angka Kelvin yang terlalu tinggi, karena semakin tinggi angkanya, cahaya yang dipancarkan akan semakin biru.
Dan cahaya dari lampu dengan pijar berwarna biru lebih berpotensi untuk menyilaukan mata pengendara lain.
Steven Robertus, Country Aftermarket Manager OSRAM Indonesia mengatakan, itulah alasan mengapa lampu LED standar banyak yang berada di angka 5.000 sampai 6.000 Kelvin.
“Warnanya putih tapi tidak menyilaukan untuk pengendara dari arah berlawanan, juga masih bisa menembus hujan dan sebagainya,” kata Steven kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Street Manners: Disebut Ilegal, Pakai Lampu Yang Terlalu Terang Juga Banyak Ruginya Sob!
“Itu juga mengapa produk lampu LED buatan kami mentok di angka 6.000 Kelvin,” imbuhnya.
Hal kedua yang bisa membuat lampu depan jadi menyilaukan untuk pengendara lain adalah ketinggian sorot lampu yang tidak sesuai standar.
Dalam keadaan lampu standar hal ini tidak jadi masalah, namun lain cerita kalau sobat sudah menggantinya dengan lampu aftermarket.
“Ketinggian sorot lampu harus diatur ulang, sebaiknya mengacu pada cut-off atau batas atas sorot lampu bawaan pabrik.” lanjut pria pembesut Toyota Fortuner ini.
“Kalau terlalu tinggi pasti akan menyilaukan kendaraan lain, tapi kalau terlalu rendah jangkauannya tidak akan maksimal,” pungkasnya
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR