GridOto.com- Saat ini sistem pembayaran antar moda transportasi di Jakarta masih berjalan sendiri.
Ke depan, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengintegrasikan sistem pembayaran tersebut.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan layanan transportasi umum massal terintegrasi, bukan hanya modanya tetapi juga tarif serta sistem pembayarannya agar lebih efisien dari sisi pengguna transportasi.
"Kita menyadari persis di kota megapolitan sebesar Jakarta, tidak mungkin transportasi umum dikelola sendiri-sendiri, pengelolaan transportasi umum ini harus terintegrasi,"katanya.
Baca Juga: Transjakarta Lakukan Riset Dua Tahun, Sebelum Mengganti Armadanya Menjadi Bus Listrik
Menurut Anies, penduduk Jakarta biaya hidupnya tinggi dan salah satu komponen besar adalah biaya transportasi, ketika biaya transportasi bisa turun maka rakyat kita bisa saving lebih banyak.
"Jika mereka bisa melakukan itu menabung lebih banyak karena biaya transportasi murah maka kemandirian mereka akan lebih tinggi," tandas
Anies menyebutkan dengan adanya pengintegrasian ini maka pengguna moda transportasi umum di Jakarta jumlahnya akan meningkat.
"Target kita bisa kembali ke situasi 98 dimana porsi pengguna kendaraan umum di jalan raya 75 persen," ujar Anies
Untuk melakukan integrasi itu, pihak Pemprov DKI Jakarta akan membentuk Perusahaan Patungan.
Ada tiga BUMD DKI yakni MRTJ, TJ, dan JAKPRO ikutserta.
Ketiga BUMD DKI ni memiliki saham sebesar 20 persen, sedangkan MITJ (Joint Venture antara KAI dan MRTJ) memiliki saham sebesar 40 persen.
Nantinya integrasi ini akan menggunakan metode Electronic Fare Collection (EFC).
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR