GridOto.com - Tol Balikpapan-Samarinda (Tol Balsam) sudah menerapkan tarif yang harus dirogoh penggunanya sejak 14 Juni 2020 lalu.
Namun tarif tersebut dirasa terlalu mahal oleh sejumlah sopir travel.
Hal tersebut membuat mereka lebih memilih menggunakan jalur lama atau non-tol.
Melansir Kompas.com, salah satu sopir travel, Joko Sutono mengaku penumpanglah yang memintanya untuk menggunakan jalur lama.
Baca Juga: Setelah Digratiskan Selama 6 Bulan, Segini Tarif Tol Balikpapan-Samarinda
Ia menjelaskan, pendapatannya jauh berkurang jika biaya tol dibebankan ke sopir.
Maka dari itu pihaknya melimpahkan tarif tol kepada penumpang jika mereka menghendaki melewati Jalan Tol Balsam.
“Karena kami sekali carter Rp 400.000 sekali perjalanan Samarinda-Balikpapan. Uang itu potong bensin Rp 150.000, sisa Rp 250.000. Kalau bayar tol lagi (tarif tol Rp 75.000 untuk kendaran sedan), setoran mobil saja sudah enggak cukup, belum lagi uang makan di rumah,” kata dia dikutip dari Kompas.com, Jumat (19/6/2020).
Hal tersebut yang membuat penumpang lebih memilih untuk menggunakan jalur lama dibanding Tol Balsam.
Baca Juga: Tarif Tol Balikpapan-Samarinda Dinilai Terlalu Mahal, Begini Jawaban Badan Pengatur Jalan Tol
Terlebih selisih jarak keduanya pun tak terlalu signifikan.
“Lagi pula jarak tol dan jalur lama selisih hanya 6 kilometer saja. Bedanya di tol itu kebanyakan jalan lurus, jadi lebih cepat,” kata dia.
Selain itu, rata-rata sopir travel menggunakan jalur lama karena kebutuhan penumpang reguler yang kadang turun di pertengahan jalan.
Misalnya, penumpang tujuan Batuah, Loa Janan dan lainnya.
Sementara itu, Manager Area Jasa Marga Tollroad Operation (JMTO) Tol Balsam, Ronny Hendrawan lebih memilih bungkam ketika ditanya perbandingan pengguna tol sebelum dan setelah diterapkannya tarif.
“Maaf, data lalin (lalu lintas tol) buat konsumsi internal dan hanya direksi yang punya wewenang merilisnya,” kata Ronny kepada Kompas.com melalui pesan singkat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tarif Tol Balikpapan-Samarinda Dinilai Kemahalan, Penumpang Protes"
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR