GridOto.com – Buat kalian yang beraktifitas naik ojek online yang kini harus bawa helm sendiri, ini tipe helm dengan bentuk paling pas untuk dibawa berpergian.
Untuk mengurangi risiko penyebaran virus covid-19 pada fase new normal, pengguna ojol memang diwajibkan untuk membawa helm sendiri.
Enggak perlu bingung lagi, berikut ini rekomendasi toko helm mengenai tipe atau bentuk helm seperti apa yang cocok untuk naik ojek online.
“Paling pas memang tipe open face atau yang biasa disebut half face, sebab bentuknya terbilang lebih simpel dan bobotnya juga ringan,” ujar Zidan, dari toko helm Usaha Mandiri, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Baca Juga: Awas! Ini Dua Sumber Oli Mesin Motor Palsu Yang Harus Diwaspadai
Karena desain ringkas dan cenderung enteng, helm open face jadi lebih praktis untuk dibawa saat kalian sudah turun dari ojol.
Helm full face yang ukurannya lebih besar dan cenderung berat, kurang dianjurkan untuk dibawa dan dipakai naik ojek online.
Namun, jika kalian ingin perlindungan terbaik helm full face tentu juaranya.
Hanya saja kalian harus sedikit repot untuk membawanya setelah turun dari ojol karena bentuk helm yang besar dan berat.
Nah untuk merek dan corak warna yang ditawarkan sendiri bervariasi, bisa kalian tentukan sendiri sesuai selera.
Baca Juga: Ban Belakang Matic Goyang Tidak Beraturan, Awas Kerusakan di Area Ini
Agar lebih mudah dibawa atau disimpan ke dalam tas, disarankan untuk memilih model helm dengan bentuk yang sederhana.
“Supaya enggak terlalu makan tempat saat dibawa, bisa pilih helm model tanpa pet atau topi di bagian depan. Sebab adanya pet membuat helm kurang praktis ketika dimasukan ke tas,” lengkapnya.
Meskipun pakai helm tipe open face, carilah helm yang sudah dilengkapi dengan visor kaca depan agar lebih melindungi area wajah.
“Selain menahan terpaan hujan atau angin saat dipakai naik motor, helm bisa dipakai juga sebagai face shield saat naik bis atau kereta. Jadi enggak usah bawa face shield lagi, tinggal pakai saja helmnya ketika naik kereta atau bus,” yakin Zidan.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR