GridOto.com - Diperbolehkannya ojek online (ojol) kembali mengangkut penumpang dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, tidak lantas membuat mereka merasa gembira.
Pasalnya beberapa di antara driver ojol ini ada yang merasa waswas, lantaran harus tetap bekerja di luar rumah demi menafkahi keluarga di tengah merebaknya Covid-19 yang tak kunjung mereda.
Salah satunya dialami oleh Adilla Lestari, seorang driver ojol yang mengaku takut terpapar Covid-19, karena masih banyak penumpangnya yang enggan mematuhi protokol kesehatan.
"Ada ketakutan saya sebagai driver ojek online, sebagian customer memang peduli dengan protokol kesehatan, tapi ada juga yang ya sudahlah (masa bodoh)," ungkap Adilla dalam konferensi video melalui channel YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (13/6/2020).
Baca Juga: Bolehkah Masyarakat Menggunakan Ojol di Tengah Pandemi Covid-19?
Menurut wanita ini, masih banyak penumpang yang enggan mengenakan masker.
Meski begitu, pihaknya telah menyediakan masker apabila penumpang tidak punya atau lupa membawa masker.
"Saya menyiapkan masker baru untuk customer, karena kan risikonya besar juga, dan kami juga takut kalau lihat penumpang enggak bawa masker, jadi ya harus dikasih," terangnya.
Walaupun dirinya merasa takut, ia tetap menjalani profesinya tersebut dengan mematuhi semua protokol kesehatan yang dianjurkan.
Baca Juga: Naik Ojek Online Wajib Ikuti Protokol Kesehatan, Begini Penjelasan Dokter
"Pertama pasti bawa hand sanitizer, helm harus SNI dan ada kacanya, terus bawa masker, ada juga jadwal untuk penyemprotan disinfektan untuk motor para driver," terangnya.
Selain itu, aplikator kini juga sudah melengkapi drivernya dengan partisi atau penyekat antara pengemudi dan penumpang, serta melakukan pembayaran secara non tunai.
Sementara itu, Andi Khomaini, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus ketua Junior Doctors Network Indonesia (JDNI) menambahkan, semua protokol yang dijalankan tersebut tentunya dapat mencegah penyebaran virus Corona.
"Protokol kesehatan bisa mencegah risiko penularan, kami enggak bilang risiko penularan nol ya, tapi makin turun dengan semua protokol yang digunakan driver maupun usernya," pungkasnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR