GridOto.com - Kendaraan roda dua alias motor merupakan salah satu bagian terbesar dalam industri otomotif Indonesia.
Menurut data Kementerian Perindustrian, total produksi kendaraan roda dua selama tahun 2019 mencapai 7.297.648 unit dengan penjualan domestik sebesar 6.487.460 unit.
Namun, sebesar-besarnya industri motor di Indonesia, tetap tidak luput dari dampak pandemi Covid-19 atau virus Corona yang tengah melanda dunia.
Johannes Loman, selaku Executive Vice President PT Astra Honda Motor (AHM) mengatakan, total pangsa pasar motor diperkirakan turun nyaris setengahnya tahun ini.
Baca Juga: Astra Honda Motor Belum Bisa Pastikan Terkait Keikutsertaan GIIAS 2020
“Total market diperkirakan akan turun 40 hingga 45 persen (dibandingkan tahun lalu), jadi kira-kira akan di angka 3,6 hingga 3,9 juta unit,” ujar pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) itu dalam acara conference call (11/6/2020).
Ia mengatakan bahwa penurunan tersebut pasti berdampak pada penjualan merek berlogo sayap mengepak itu, yang diamini oleh Thomas Wijaya, selaku Marketing Director AHM.
“Dengan kondisi Maret hingga Mei ini, kami mengoreksi jumlah penjualan menjadi kurang lebih di angka 2,8 hingga 3 juta,” ujar Thomas dalam kesempatan yang sama
Thomas menambahkan bahwa sebelumnya, Honda sempat memprediksi penjualan mereka akan berada di angka 4,6 hingga 4,8 juta.
Baca Juga: Ikuti Aturan PSBB Palembang, Layanan Honda CARE Astra Beroperasi Cuma Selama Lima Jam, Ini Jadwalnya
Namun karena kondisi ekonomi nasional yang melemah akibat pandemi Covid-19 serta pemberlakuan PSBB yang membatasi ruang operasional mereka, Honda mau tidak mau harus mengoreksi perkiraan tersebut.
Ditambah lagi kondisi ekonomi yang lesu membuat lembaga-lembaga pembiayaan kini semakin selektif dalam memilih konsumen untuk mencegah kerugian.
Padahal biasanya, lebih dari setengah total penjualan motor Honda disumbangkan oleh pembelian motor secara kredit.
“Akibatnya dalam beberapa bulan ini, kontribusi kredit yang tadinya 65-70 persen (dari total penjualan), kondisinya jadi sebanding antara cash dan kredit,” pungkas Thomas.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR