GridOto.com - Suzuki APV bisa jadi pilihan Anda buat yang cari mobil bekas dengan harga yang cukup murah.
Suzuki pertama kali memasarkan APV pada tahun 2004 di Indonesia.
Saat itu APV dijual mulai harga Rp 90 jutaan, yang tersedia dalam pilihan varian GA, GL, dan GX.
Baca Juga: Harga Mobil Bekas SUV Rp 150 Jutaan Juni 2020, Ada Honda CR-V
Tujuan diluncurkannya APV untuk menyaingi Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.
Pada tahun 2007, Suzuki kembali menyegarkan APV dengan hadirkan APV Arena.
Di model ini variannya berganti menjadi GL, GX, dan SGX.
Varian ini tersedia dalam pilihan transmisi manual 5-percepatan dan otomatis 4-percepatan.
Baca Juga: Nih! Daftar Harga Mobil Bekas di Bawah Rp 90 Jutaan, Ada Avanza 2006
Ngomongin dapur pacunya, mengusung mesin 1.500 cc 4 silinder segaris 16 katup SOHC.
Mampu menyemburkan tenaga 92 dk pada 6.000 rpm dengan torsi maksimum 128 Nm di 3.200 rpm.
“Suzuki APV pakai penggerak belakang, cukup tangguh buat perjalanan luar kota,” kata Yayat Suparna pedagang mobkas dari Jaya Mobil di Jl. Margonda Raya No. 150, Depok saat dihubungi GridOto.com.Kamis (11/6//2020)
Mobil APV layak jadi pilihan mobil bekas buat keluarga nih sob .
Baca Juga: Harga Bekas Suzuki Carry Sama Dengan Yamaha Mio Baru, Rp 18 Jutaan
Apalagi kapasitas tempat duduknya bisa menampung 8 orang.
"Suzuki APV bekas tahun 2005 tipe GE M/T, sekarang dijual dengan harga Rp 54 juta," ujar Yayat.
Yang menarik lagi adalah harga jual bekasnya, untuk lansiran 2014 dijual mulai Rp 95 jutaan tipe GE M/T.
Simak nih daftar harga pasaran Suzuki APV menurut Pricelist di kanal GridOto.com dan pedagang didaerah Depok.
Baca Juga: Punya Dana Rp 70 Jutaan? Sudah Bisa Beli Suzuki Escudo Bekas Lo
Suzuki - Suzuki APV
Varian | Tahun | Harga |
Suzuki GE M/T | 2005 | Rp 54 juta |
Suzuki APV L | 2005 | Rp 59 juta |
Suzuki APV X M/T | 2005 | Rp 65 juta |
Suzuki APV X | 2005 | Rp 70 juta |
Suzuki GE M/T | 2011 | Rp 80 juta |
Suzuki GE M/T | 2012 | Rp 85 juta |
Suzuki GE M/T | 2013 | Rp 90 juta |
Suzuki GE M/T | 2014 | Rp 95 juta |
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR