Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Street Manners: Jangan Males Sering Ngoper Gigi Kalau Naik Mobil Manual, Ini Bahayanya Menurut Pakar

Muhammad Rizqi Pradana - Jumat, 5 Juni 2020 | 21:02 WIB
Memang melelahkan, tadi jangan malas ngoper-ngoper gigi kalau naik mobil bertransmisi manual, gini bahayanya kata pakar!
drivetribe.com
Memang melelahkan, tadi jangan malas ngoper-ngoper gigi kalau naik mobil bertransmisi manual, gini bahayanya kata pakar!

GridOto.com - Bagi sebagian orang, sering mengoper gigi saat mengemudikan mobil bertransmisi manual memang melelahkan.

Maklum, selain menggerakan tangan untuk menggerakkan tuas transmisi, kaki juga akan sering bergerak untuk menginjak kopling.

Karena itu, tidak sedikit pengendara mobil manual yang membiarkan mobil mereka berada di satu posisi gigi saja, kecuali saat menanjak atau berhenti total.

Meskipun hemat tenaga, Sony Susmana, selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, praktek tersebut tentunya tidak tepat.

Baca Juga: Street Manners: Ketemu Bus dan Truk yang Jalannya Lambat, Mending Salip atau Sabar?

"Ketika mobil tersebut bertransmisi manual, ya resikonya harus berpindah-pindah gigi sesuai dengan RPM-nya, baik itu saat akselerasi maupun deselerasi," ungkapnya kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Ia melanjutkan, sebagai seorang operator kendaraan, pengemudi wajib melakukan standar yang dibakukan oleh aturan yang berlaku demi keamanan.

Ia mengatakan bahwa kondisi lalu lintas tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak mengganti gigi.

Karena jika hal tersebut dibiarkan di satu gigi, RPM mesin bisa tidak berada pada power band torsi, sehingga respons mobil bisa menjadi lambat saat benar-benar dibutuhkan.

Baca Juga: Street Manners: Hindari Berkendara Saat Malam Hari, Ternyata Banyak Ruginya Sob!

Sony juga mengatakan bahwa memacu mesin secara paksa dari gigi yang tinggi, gigi 4 ke atas, pada RPM rendah biasanya dapat menyebabkan knocking.

Ngerinya lagi, knocking dapat membuat performa mesin berkurang, bahkan sampai rusak dalam jangka panjang.

"Dari sisi defensive driving, akselerasi dilakukan secara halus dan bertahap supaya pengemudi tidak memaksakan mesin untuk naik ke RPM tinggi," lanjutnya.

Baca Juga: Street Manners: Terpaksa Menerjang Lubang Saat Mengendarai Motor? Ini Cara yang Paling Aman Menurut Pakar Safety!

Tidak hanya itu, Sony juga mengatakan bahwa malas mengoper gigi juga bertentangan dengan salah satu tujuan dari defensive driving, yaitu Eco Driving.

Ia mengatakan, salah satu prinsip dari Eco Driving adalah mengoper gigi maksimal di RPM 2.500 pada setiap akselerasi, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi irit.

"Defensive driving bukan irit pindah gigi, tapi memahami cara operasional kendaraan dengan benar sehingga irit bahan bakar, kendaraan terawat, juga tidak membuat pengemudi menjadi agresif," pungkasnya

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa