GridOto.com - Selama adanya pandemi Covid-19 Perusahaan Otobus (PO) Naikilah Perusahaan Minang (NPM) seperti tercekik keadaan.
Bagaimana tidak, untuk menghindari penyebaran virus Corona, mereka berhenti beroperasi dan berujung tak memiliki pemasukan.
Melansir Kompas.com, Direktur Utama PO NPM, Angga Vircanza mengaku terpaksa menghentikan operasional perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1937 itu hampir selama dua bulan.
"Dua bulan kita hentikan operasional karena Covid-19. Sumbar dan Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB). Otomatis kita tidak jalan," katanya dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/6).
Padahal musim mudik dan arus balik Lebaran bak musim panen bagi penyedia jasa layanan angkutan transportasi bus.
Namun untuk tahun ini harapan tersebut harus pupus begitu saja.
Terlebih pemerintah telah mencanangkan adanya larangan mudik pada hari raya Lebaran 2020.
Akibatnya, 70 unit bus yang dimiliki NPM terpaksa di parkir di kantor karena tidak ada penumpang.
Baca Juga: Terminal Cilacap Kosong Melompong. PO Bus Memilih Tidak Beroperasi, Angkutan Gelap Makin Marak
Kendati demikian, menurut Angga, pihaknya tetap memperhatikan karyawannya.
Tercatat ada 40 karyawan dan 200 orang sopir NPM yang tetap menerima Tunjangan Hari Raya (THR) pada Lebaran tahun ini.
"Kita membangun NPM bersama-sama. Saat susah dan senang harus bersama. Kendati pemasukan bisa dikatakan tidak ada, kita tetap keluarkan hak karyawan. THR kita bayarkan dan kita tidak ada memutus hubungan kerja. Silahkan dicek," kata Angga.
Angga mengatakan untuk mengeluarkan hak karyawan itu pihaknya terpaksa mengeluarkan dana kantornya.
"Terpaksa pakai dana cash flow. Tapi tidak apa, ini semua untuk karyawan kita juga," jelas Angga.
Padahal, Lebaran sebelum-sebelumnya pihaknya cukup enteng mengeluarkan THR karyawan karena penghasilan jelang Lebaran meningkat hampir enam kali lipat.
"Bisa dikatakan Lebaran adalah 'Lebaran' juga bagi kita, perusahaan bus. Penghasilan saat Lebaran itu sama dengan penghasilan 6 bulan. Tapi tahun ini tidak seperti biasanya," kata Angga.
Menurut Angga, dampak pandemi Covid-19 ini sangat dirasakan pihaknya.
Masyarakat dibatasi berpergian sehingga penumpang turun drastis.
Kemudian Sumbar dan Jakarta yang merupakan trayek utama NPM memberlakukan PSBB menyebabkan bus penumpang dilarang masuk.
"Ini yang kita alami, namun kita tetap bertahan karena ada secercah harapan setelah PSBB yaitu new normal," kata Angga.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Bulan Tak Beroperasi akibat PSBB, PO Bus NPM Bertahan Tak PHK Karyawan"
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR