GridOto.com - Tim Petronas Yamaha SRT cukup merasakan krisis ekonomi dampak tidak adanya balapan MotoGP.
Krisis ini membuat tim Petronas harus memangkas gaji anggota timnya termasuk pembalap sampai 50 persen.
Bahkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa terjadi jika kondisi semakin buruk.
Baca Juga: Masih Ingin Lihat Kemampuannya, Valentino Rossi Enggak Mau Ucapkan Selamat Tinggal
"Kami harus memotong gaji tim sampai 50 persen, karena kami mempersiapkan kasus terburuk tidak ada balapan," kata Razlan Razali dilansir GridOto.com dari The-Race.com.
"Akan lebih buruk jika sampai Juli (2020) jika tidak ada balapan. Akan ada beberapa anggota di-PHK," jelasnya.
Bahkan jika benar tidak ada balapan sama sekali, bukan cuma PHK karyawan tapi juga pembalap tidak akan dibayar.
"Jika mereka masih menerima 50 persen, kupikir mereka tidak ajan komplain," imbuhnya.
Baca Juga: Gawat! GP F1 Inggris Terancam Tidak Digelar, Diganti Dengan F1 Jerman
Saat ini tim Petronas masih mendapat suntikan dana dari Dorna Sports.
Tim Petronas termasuk tim dengan pengeluaran yang cukup besar, karena banyaknya staff di seluruh kelas.
Enggak cuma di MotoGP, Petronas Yamaha juga aktif di kelas Moto2 dan Moto3.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | the-race.com |
KOMENTAR