GridOto.com - Maria Teresa de Filippis, merupakan pembalap wanita pertama yang berhasil menyelesaikan lintasan balap F1, meski tidak menorehkan gelar juara tapi namanya menjadi salah satu yang layak dikenang dalam sejarah balap mobil ini.
Maria lahir dan dibesarkan di Naples, Italia bersama dengan dua saudaranya.
Di masa mudanya, ia tertarik dengan mengendara kuda dan sama sekali tidak menunjukkan minat pada mobil meskipun ayahnya adalah seorang insinyur otomotif saat itu.
Namun semuanya berubah pada tahun 1948, kedua saudara laki-lakinya, Giuseppe dan Antonio mengatakan bahwa Maria akan selalu kalah cepat karena ia seorang wanita.
Baca Juga: Kisah Alisha Abdullah, Wanita Pertama yang Jadi Juara di Dunia Balap India
Ingin mematahkan anggapan saudaranya, Maria mulai berlatih di jalan-jalan Italia yang yang sempit dan berliku-liku di sepanjang pantai Amalfi, tidak jauh dari kota kelahirannya.
Maria memulai debut balap mobilnya pada usia 22 tahun dengan mengikuti the Salerno-Cava dei Tirreni, dengan mengendarai Fiat 500 dan berhasil menduduki posisi kedua.
Sejak saat itu, ia mulai mengikuti beragam ajang balap dengan kendaraan berkapasitas lebih besar seperti Lancia Aprilia, Fiat 1100 Sport, Urania 750, Giaur, Osca 1100, dan Osca MT4.
Perjalanan Maria untuk sampai ajang bergengsi F1 tidaklah mudah. Ia mengalami dua kecelakaan besar pada tahun 1955 di Mugello yang membuatnya hampir meninggal dan setahun setelahnya, dalam balap 1000 km di Buenos Aires yang membuatnya patah lengan.
Baca Juga: Kenalan Sama Giti Angels, Tim Balap Yang Semua Anggotanya Wanita
Tapi Maria tidak terhentikan! Tahun 1958, ia menjadi wanita pertama yang mengikuti ajang F1 Monaco dan menempati urutan ke-23 dari 30 peserta.
Sayangnya peraturan saat itu hanya memperbolehkan 16 pembalap dalam lintasan dan membuat Maria tidak bisa mengikuti balapan.
Masih di tahun yang sama, Maria berhasil selesai pada urutan kesepuluh di F1 Belgia dan diikuti aksinya di F1 Prancis. Tetapi direktur balap saat itu menolak Maria dalam perlombaan dan mengatakan, “'Satu-satunya helm yang harus dipakai seorang wanita adalah yang ada di tatanan rambut.”
Wanita Tangguh itu bergabung dengan tim Behra-Porsche pada tahun 1959 dan mengikuti seri pembuka di Monako, tetapi ia gagal lolos karena Porsche yang kurang bertenaga.
Baca Juga: Bergabung dengan Campos Racing, Sophia Floersch Jadi Pembalap Wanita Satu-satunya di F3
Selama sisa tahun 1959, Maria hanya bergabung pada acara non-F1 karena timnya kebanyakan hanya menjalankan spesifikasi Formula 2.
Meskipun ia tidak pernah takut pada kecepatan mobil balap, tapi ia telah banyak kehilangan teman temannya, Peter Collins, Alfonso de Portago dan Mike Hawthorn , Luigi Musso yang merupakan kekasihnya saat itu.
Hingga saat Jean Behra, pemilik tim tempat ia bernaung sekaligus teman baiknya meninggal selama Balapan F2 di AVUS, ia akhirnya memutuskan untuk berhenti dari dunia balap dan tidak pernah Kembali.
Maria menikah pada tahun 1960 dan memulai sebuah keluarga. Selama bertahun-tahun ia menjabat sebagai wakil presiden Societe des Anciens Pilotes, asosiasi resmi mantan pembalap Formula 1 dan secara aktif terlibat dalam mendirikan Maserati Club.
"Aku cukup beruntung telah menghabiskan yang terbaik dalam hidupku yakni dunia balap," katanya.
Baca Juga: Kirsten Landman, Wanita Afrika Pertama yang Menyelesaikan Reli Dakar dengan Sepeda Motor
Maria Teresa De Filippis meninggal pada awal 2016 pada usia 89 tahun yang meninggalkan kekosongan besar di dunia balap.
Wanita berjuluk “little pilot” ini telah membuktikan, tidak hanya kepada dua saudara laki-lakinya tetapi juga seluruh dunia, bahwa wanita juga bisa mengikuti balapan.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | thenewyorktimes.com,formula1.com,Influx.co.uk,Salracing.com |
KOMENTAR