GridOto.com - Mumpung weekend, yuk kita bahas tentang perjalanan Toyota Soluna di Indonesia.
Toyota Soluna ini merupakan salah satu mobil penting Toyota di kawasan Asia Tenggara pada periode 1997-2003.
Toyota Soluna merupakan buah dari program Affordable Family Car (AFC) alias "Mobil Keluarga Terjangkau".
Yup, Toyota Soluna menyasar segmen kaum pekerja urban atau perkotaan yang tumbuh pesat di kawasan Asia Tenggara.
Oh ya, nama Toyota Soluna sendiri diambil dari dua kata dalam bahasa Spanyol, yaitu Sol (Matahari) dan Luna (Bulan).
Toyota Soluna diluncurkan pertama kali pada 31 Januari 1997 di Bangkok, Thailand.
PT Toyota-Astra Motor (TAM) sudah ancang-ancang memasukan Toyota Soluna pada 1998 dengan harga Rp 40-45 juta, tapi sayang rencana tersebut gagal.
Padahal sejak 1997 beberapa unit Toyota Soluna sudah hadir di Tanah Air dengan status pengujian oleh TAM.
Terlambatnya peluncuran Toyota Soluna di Tanah Air akibat hantaman krisis politik dan ekonomi yang melanda Indonesia pada periode 1997-1998.
Toyota Soluna baru diluncurkan di Indonesia pada 20 April 2000 dan langsung dirakit di Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga: Toyota Soluna Community Rayakan Hari Jadi Ke-15 dengan Gelar Donasi Selama 15 Hari!
Waktu itu Toyota Soluna langsung berhadapan dengan Suzuki Baleno dan Honda City.
Begitu diluncurkan penjualan Toyota Soluna langsung meledak, dalam semalam laku 50 unit.
Ketika pesan Toyota Soluna keesokan harinya (21/4), langsung jatuh inden di September 2000.
Laporan TAM waktu itu, selama April 2000 daftar indennya mencapai 3.600 unit.
Padahal kapasitas produksi pabrik Toyota di Karawang, Jawa Barat pada waktu itu cuma 600 unit/bulan.
Baca Juga: Ricer Sejati...Toyota Soluna Pakai Gaya Stance Berlebihan di Kaki Belakang, Sedih Pas Lagi Jalan
Hal ini merupakan bukti bahwa Toyota Soluna pernah menjadi salah satu bintang Toyota di Indonesia.
Pada saat diluncurkan pada 20 April 2000 ada tiga varian Toyota Soluna, yaitu 1.5 SEi, 1.5 Gli M/T, dan 1.5 Gli A/T.
Toyota Soluna dibekali mesin bensin 4-silinder 1.500 cc dengan kode 5A-FE.
Mesin 5A-FE ini sebelumnya dipakai di Toyota Starlet, cuma kepala silindernya pakai punya Toyota Great Corolla yang sudah dibekali teknologi Twin-cam EFI
Mesin Toyota Soluna ini mampu menghasilkan tenaga 95 dk/5.600 rpm dan torsi puncak 123 Nm/4.800 rpm.
Baca Juga: Ada Toyota Soluna Ditinggal di Rest Area, Diduga Modus Supaya Lolos Penyekatan Larangan Mudik
Namun, kehebatan Toyota Soluna ada pada konsumsi bahan bakarnya yang sangat hemat.
Pada saat pengujian dalam kondisi baru, untuk rute kombinasi Toyota Soluna sanggup mencatat konsumsi BBM rata-rata 14 km/l.
Untuk transmisinya Toyota Soluna di Indonesia ada 2 pilihan, yaitu manual 5-speed dan otomatis 3-speed.
Konstruksi suspensi Toyota Soluna juga mirip Toyota Starlet, yakni McPherson strut untuk roda depan dan torsion beam di belakang yang menjadikan Soluna cukup stabil dalam akselerasi.
Toyota Soluna produksi awal dapat dilihat pada desain lampu mundur yang masih menyatu dalam satu cluster dengan sein dan lampu belakang.
Toyota Soluna GLi sudah dilengkapi power window, central lock, remote alarm, electric mirror, dan takometer, sedangkan XLi tidak dilengkapi fitur tersebut.
Waktu itu Toyota Soluna 1.5 SEi dijual TAM Rp 105.800, 1.5 Gli M/T Rp 126.500.000, dan 1.5 Gli A/T Rp 137.500.000 (on-the road DKI Jakarta).
Saat ini harga pasaran Toyota Soluna generasi pertama (tahun 2000-2001) di Jakarta sekitar Rp 40-50 juta.
Pada 2001 Toyota melakukan facelift pada Soluna, meski perbedaannya tidak banyak dibanding model lawas.
Ciri Toyota Soluna Facelift adalah lampu mundur yang terpisah dari cluster lampu belakang dan sein yang kini bermodel diamond cut reflector.
Baca Juga: Toyota Soluna, Sedan Irit Yang Jadi Taruhan Nama Besar Toyota
Selain itu, lampu depannya juga sudah menggunakan model diamond cut reflector.
Perubahan lain adalah pada desain bumper depan-belakang, serta pelek alloy standarnya.
TAM juga mengeluarkan tambahan varian Toyota Soluna GLi S-Limited bagi konsumen yang menyukai tampilan sporty.
Penjualan Toyota Soluna di Indonesia dihentikan pada 2003, perjuangannya diteruskan oleh Toyota Vios.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR