GridOto.com - Meski populasinya sangat kecil, mobil dengan suspensi udara sudah lama beredar di Indonesia.
Mercedes-Benz S-Class, Range Rover, dan VW Touareg merupakan sebagian contoh mobil dengan suspensi udara.
Pada suspensi udara, komponen per besi digantikan dengan balon berisi udara bertekanan yang dipompa oleh kompresor dan dialirkan melalui saluran khusus.
Kelebihan suspensi udara, pengemudi bisa mengatur tinggi-rendahnya mobil.
Misalnya diset rendah saat melaju kencang di jalan tol, atau dibuat tinggi ketika melewati jalan rusak atau berlubang.
Baca Juga: Pasang Suspensi Udara di Rumah Penting Untuk Memperhatikan Hal Ini
Bantingan suspensi udara juga jauh lebih lembut ketimbang suspensi konvensional.
Ini karena ‘per’ berbentuk balon udara bekerja lebih baik meredam benturan dan getaran di jalan.
Seperti suspensi konvensional, suspensi udara relatif maintenance free alias bebas perawatan.
Namun, bukan berarti terbebas dari kerusakan.
Umumnya kerusakan suspensi udara terjadi karena usia komponen yang sudah tua.
Baca Juga: Ngoprek Santuy Merawat Suspensi Udara di Rumah Biar Enggak Gampang Rusak
Walau begitu, pemilik mobil bisa mendeteksi masalah pada sistem suspensi udara mobilnya.
Misalnya, bantingan suspensi tiba-tiba menjadi terlalu keras, atau terlalu lembut dibanding biasanya.
Kerusakan lain misalnya setting suspensi udara tak bisa diubah.
Sehingga ketinggian dan kekerasan suspensi berada di satu posisi saja atau bisa terjadi hanya satu roda yang turun, sedang tiga lainnya dalam posisi normal.
Penyebab kerusakan ini bermacam-macam, misalnya, kerusakan sensor ketinggian suspensi (height sensor).
Baca Juga: Nissan Elgrand E51 Berwajah Aneh, Pasang Gril Ala GT-R dan Ceper Pakai Suspensi Udara
Komponen elektronik ini umumnya gagal fungsi akibat usia pakai.
Begitu juga kebocoran akibat sil karet yang getas atau retak dimakan waktu.
Kerusakan lainnya adalah kompresor tak bisa memompa udara dengan baik, kebocoran tangki penyimpan udara, kerusakan valve block, atau kebocoran saluran distribusi udara.
Bila hal ini terjadi, kompresor bekerja terus menerus untuk menjaga tekanan udara.
Baca Juga: Berbaju Aimgain Plus Suspensi Udara, Toyota Alphard Sukses Tampil Menawan
Efek selanjutnya adalah kerusakan kompresor.
Untuk mengetahui dengan pasti komponen sistem suspensi udara yang rusak, mesti digunakan scanner.
Setelah diketahui apa masalahnya, baru kita bisa melakukan perbaikan.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR