GridOto.com - Kalau biasanya pedagang/tukang sayur keliling menggunakan motor yang dilengkapi dengan keranjang sayur atau mobil bak terbuka.
Tetapi, lain hal dengan pedagang sayur di Papua yang satu ini.
Enggak tanggung-tanggung, pedagang ini menggunakan Honda Brio untuk menjual sayuran.
Hal tersebut menjadi viral di media sosial twitter setelah akun @jayapuraupdate mengunggah potret langka itu pada Selasa (12/5/2020).
Baca Juga: Gadis Empat Tahun Ini Cetak Rekor 250 Putaran di Sirkuit Nurburgring
Dalam unggahan tersebut, terlihat emak-emak mengerubungi Honda Brio berwarna kuning dengan antusias.
Selain itu, tampak beragam jenis sayur dan buah diletakkan di bagasi dan kabin mobil bagian tengah.
"Papua Keras sayang. Fortuner, ford ranger n Hilux bisa jadi taxi. Honda Brio buat jual sayur. Apa ko.. apa ko.. ??" tulis akun tersebut.
Sontak, potret ini mencuri perhatian warganet dengan berbagai komentar.
"Sebenarnya saya juga ada rencana pingin jual sayuran, tapi terbentur belum bisa beli Honda Brio buat tempatnya sayuran," @GalihOntoseno.
"ko mantap memang kaka," @Daeng_Info
"Wkwkwkwk paling mentok dinggo antar Catering paling Face with tears of joy. Aku tidak seekstrim liyane," @bang_kitkat
"Kak ada kangkung? ada kak di jok belakang.....," @rudiganda
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Lintas Melawai Ngetrend Lagi, Emang Apaan Tuh?
Ternyata jika dilihat dari berbagai komentar dalam unggahan tersebut, potret seperti ini sudah biasa terlihat di Papua.
Mulai dari Ninja yang dipakai buat jualan bubur dan ikan di kompleks perumahan hingga mobil penumpang yang dialih fungsikan jadi mobil angkut barang dan produk pertanian.
Sebagai informasi aja nih Sob, untuk harga bekas Honda Brio kisaran Rp 75-160 jutaan.
Gimana Sob, kelewat kreatif atau apa nih?
Papua Keras sayang..
Fortuner,ford ranger n Hilux bisa jadi taxi..Honda Brio buat jual sayur...
Apa ko.. apa ko.. ?? ???????????? pic.twitter.com/FHq6FWKh7j
— Timur Matahari (@jayapuraupdate) May 12, 2020
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | GridOto.com,Twitter/ @jayapuraupdate |
KOMENTAR