GridOto.com - Sebagai SUV 7 Seater, Ford Everest gen 2 memang dinilai cocok bagi yang menginginkan mobil keluarga yang mampu melewati medan jalan yang berat.
Selain itu, Ford Everest yang muncul tahun 2007 tersebut juga punya bentuk bodi kotak yang nampak kaku namun berkesan macho khas SUV asal Amerika.
Selain itu, dapur pacunya memakai jenis DuraTORQ 2.500 cc dengan common-rail direct injection plus turbocharger dan intercooler.
“Pada mesin Everest lama, turbo mulai bekerja pada putaran 2.600 rpm,” ujar Aming, pemilik bengkel Union Motor spesialis Ford di MGK Kemayoran Lt. 5, Blok C8 No. 6 di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Modifikasi Ford Everest Coba Gaya Sporty dan Pakai Knalpot HKS Legamax
“Tapi di Everest baru (gen 2), turbonya sudah aktif sejak putaran mesin rendah,” sambungnya kepada GridOto.com, Minggu (6/5/2018).
Akibatnya, performa mesin juga melonjak, dari data spek tenaganya 143 dk pada 3.500 rpm dan torsi maksimal 330 Nm pada 1.800 rpm.
Sementara Everest gen 1, tenaganya hanya mencapai 110 dk pada 3.500 rpm dengan torsi 268 dk pada 2.000 rpm.
Berbicara mengenai bahan bakar, asyiknya Ford Everest gen 2 masih bisa jika diisi dengan solar biasa.
Baca Juga: Spare Part Fast Moving Ford Everest, Bisa Comot dari Mobil Jepang?
“Dari Everest lama tidak harus Pertamina Dex, solar biasa juga sudah cukup, di daerah Kalimantan dan Sulawesi kan banyak yang pakai ini, enggak ada masalah sih,” tutup Aming.
Selain itu, SUV yang namanya diambil dari gunung tertinggi di dunia ini, juga dikenal punya mesin ‘badak’ yang tangguh.
Hal inilah yang membuat Everest di Indonesia juga lekat sebagai mobil operasional di kawasan proyek konstruksi atau pertambangan yang medan jalannya cukup berat.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR