GridOto.com - Dalam sesi Ngobrol Virtual (NGOVI) GridOto.com bareng Hendriansyah dan Ahmad Jayadi, Rabu (29/4/2020), pria asal Yogyakarta yang dijuluki dewa road race ini punya alasan menarik kenapa banyak pembalap motor yang berasal Yogyakarta.
Dalam sesi tanya jawab, seorang penonton bernama Hadi Wijoyo asal Yogyakarta berkomentar soal Yogyakarta yang tidak memiliki sirkuit permanen.
Namun ternyata Hendriansyah mengatakan ada sisi positif dari hal tersebut.
"Dengan tidak adanya sirkuit permanen membuat pembalap-pembalap jadi terbiasa berlatih di sirkuit dadakan seperti Maguwo atau Mandala Krida, itu karakternya lebih teknikal jadi pembalap akan lebih terlatih," jawabnya.
Menurutnya, karakter sirkuit pasar senggol alias road race yang baru ngegas sebentar sudah belok patah lalu baru sebentar sudah belok patah lagi membuat pembalap jadi lebih lincah.
Baca Juga: Blak-blakan Ahmad Jayadi: Persaingan Dengan 'Dewa Road Race' Jadi Momen Balap Paling Berkesan
"Ini saya rasakan saat melatih anak saya, di sirkuit dadakan dan di sirkuit permanen hasilnya kelihatan berbeda banget. Nah karena di Yogyakarta itu semua pembalapnya terbiasa latihan di sirkuit kayak begini, makanya pembalap-pembalap Jogja lebih unggul di sisi teknikal," tambahnya.
Tapi bukan berarti latihan di sirkuit permanen juga enggak bagus.
"Tentu kalau latihan di sirkuit permanen juga bagus. Tapi kalau ngomongin kenapa pembalap road race banyak yang dari Jogja, ya menurut saya karena mereka selalu dilatih di sirkuit dadakan," jelas Hendriansyah.
Nah buat kamu yang kelewatan nonton NGOVI bareng Hendriansyah dan Ahmad Jayadi, enggak perlu khawatir karena sesi NGOVI berikutnya bisa saja menghadirkan pembalap-pembalap lain dengan tema obrolan yang lebih seru.
Buat ngingetin aja nih, bakalan ada NGOVI lagi hari Kamis 30 April 2020 bareng Jeffrey Polnaja dengan tema 'When We Travel Again'.
Jangan ketinggalan ya!
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR