GridOto.com - Aksi begal marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini.
Neliana Puspitasari, selaku Psikolog dari Yayasan Sentra Psikomedika Bekasi menjelaskan, maraknya kasus begal ini bukan semata dari sisi ekonomi.
"Biasanya bukan hanya karena faktor ekonomi, tapi karena kejahatan perantara," kata Neliana kepada GridOto.com, Senin (27/4/2020).
Artinya, ada motif lain yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan tindakan kriminal, seperti mengonsumsi narkoba hingga minuman keras.
Baca Juga: Marak Aksi Kejahatan di Tengah Pandemi Corona, Kapolda Metro Jaya Bentuk Tim Khusus Begal
"Dibalik orang yang melakukan begal itu biasanya mereka enggak jauh dari pengguna obat-obatan dan minuman keras," jelasnya.
Lebih lanjut Neliana berujar, pelaku begal juga bisa dilihat dari latar belakang lingkungan dan kepribadiannya.
"Pelaku begal ini bisa remaja atau dewasa, tapi pasti ada latar belakang sosialnya. Kecenderungan kepribadiannya seperti apa, bisa juga dikaitkan dengan perjalanan masa kecilnya itu bagaimana," papar Neliana lagi.
Neliana menambahkan, bisa saja pelaku begal semasa hidupnya tidak punya penerimaan diri, tidak punya dukungan sosial yang memadai, sehingga menyebabkan perilaku yang menyimpang.
Baca Juga: Street Manners: Begini Cara Menghindari Begal Saat Berkendara Naik Motor
Jika pelaku begal masih menginjak usia remaja, kemungkinan mereka dalam fase mencari indentitas diri.
"Jadi seperti ada kebanggaan dalam satu kelompok mereka jika sudah bisa melakukan tindak kriminal seperti mencuri atau melakukan pembegalan," kata Neliana seraya menjelaskan.
Ia menuturkan, dari fase pencarian indentitas diri yang menimpa usia remaja ini, pelaku begal kemungkinan gengsi dan tergiur imbalan untuk menjadi ketua geng dalam satu kelompok misalnya.
"Tetapi tetap harus balik lagi, ditelusuri lebih dalam motif perilakunya seperti apa, cuma kebanyakan dari faktor kejahatan perantara itu," tutupnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR