GridOto.com - Ada pemandangan menarik saat GridOto berkunjung ke bengkel spesialis supermoto Abah Custom beberapa waktu lalu.
Di pelataran bengkel tersebut ada bangkai motor bertransmisi matik dengan rangka deltabox dan geometri ala motor sport.
Awalnya penulis mengira motor tersebut merupakan hasil modifikasi, namun Hilman Novayanto, selaku salah satu punggawa Abah Custom menepis hal tersebut.
“Bukan hasil modifan, itu motor Gilera DNA 180,” ujar pria yang buka bengkel di Jalan Kalisari No 1-3, Pasar Rebo, Jakarta Timur itu kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Hot! Bos Kawasaki Indonesia Bocorkan Perkiraan Power Maksimum Ninja 250, 4 Silinder ZX-25R
Masuk Indonesia sekitar tahun 2000-an awal dalam jumlah terbatas, motor hasil kawin silang antara skutik dan motor sport tersebut diproduksi selama 13 tahun dari 1996 hingga 2009.
Dengan ukuran pelek 14 inci, motor ini mengingatkan kita dengan motor mungil bertampang sporty lainnya seperti Honda Grom serta Kawasaki KSR dan Z125.
Namun tidak seperti kedua motor tersebut, Gilera DNA memiliki mesin 182 cc yang dipasangkan pada transmisi Continuously Variable Transmision (CVT) seperti skutik.
Lebih tepatnya, mesin 4-tak 182 cc buatan Piaggio dengan tenaga maksimal 18,7 dk pada 8.500 rpm, yang bisa membawa Gilera DNA melaju hingga 142 km/jam.
Baca Juga: Digimods Kece Mulai Yamaha XSR 155, Bajaj Pulsar Sampai KTM Duke 250
Ukuran Gilera DNA yang lebih besar ditambah oleh ergonomi yang lebih “sporty,” terutama pada motor generasi awal yang masih menganut setang jepit, membuat motor ini lebih enak untuk dibawa menikung.
Hanya saja, dikutip dari telegraph.co.uk, kelihaian menikung Gilera DNA tidak akan bisa mengalahkan motor “betulan”.
Meskipun konsep sport matik yang diusung Gilera DNA tidak bisa dibilang sukses, keunikan yang dimiliki motor tersebut tampaknya cukup untuk membuat sang pemilik jatuh cinta.
Baca Juga: Harga Bikin Jaket Komunitas di A1AM Gear, Mulai Rp 300 Ribuan Sob!
“Itu motor mau dihidupin lagi sama yang punya, tapi mungkin agak lama karena mencari sparepart-nya juga susah,” ucap Hilman.
Meskipun begitu, Hilman bercerita bahwa sang pemilik akan tetap berusaha untuk merestorasi motor tersebut.
“Begitu deh kalau udah telanjur suka, nikmatin saja prosesnya,” tutupnya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | berbagai sumber |
KOMENTAR