Jadi Fitur Unggulan XL7, Apakah Smart e-Mirror Akan Jadi ‘Fitur Wajib’ di Mobil Suzuki Selanjutnya?

GridOto.com - SUV terbaru andalan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) yaitu XL7 berhasil menyabet gelar Car of The Year versi OTOMOTIF Award 2020.

Dua hal utama yang membuat XL7 dianugerahi penghargaan tersebut adalah kombinasi fitur yang lengkap dengan harga yang masuk akal, serta teknologi eksklusif yang baru pertama kali ada di Indonesia, dalam hal ini Smart e-Mirror.

Selain gelar tersebut, XL7 juga terbukti diminati oleh konsumen Indonesia dengan membukukan penjualan sebanyak 2.200 unit dari Februari hingga Maret 2020.

Melihat fenomena tersebut, apakah kedepannya mobil-mobil Suzuki yang dijual di Indonesia akan dikembangkan dengan fitur yang sama?

Baca Juga: Selamat! Suzuki XL7 Memenangkan Gelar Car of The Year di OTOMOTIF Award 2020

Harold Donnel, selaku Head of Brand Development and Marketing Research 4W SIS dengan lantang menjawab tidak, atau setidaknya tidak ke semua model.

“Hanya karena Smart e-Mirror dianggap bagus, bukan berarti kami akan menggunakan fitur tersebut di semua kendaraan,” ungkapnya kepada GridOto.com (19/4/2020).

Ia menjelaskan, Suzuki mengembangkan seluruh mobil mereka sesuai dengan segmen pasar masing-masing.

“Contohnya, meskipun fitur cruise control yang ada di Suzuki SX4 S-Cross banyak diapresiasi ketika launch, kami tidak langsung memasangkan fitur tersebut ke model lainnya,” ucap Harold.

Baca Juga: Varian Termahalnya Sentuh Angka Rp 200 Juta, Suzuki Yakin Harga New Ignis Gak Kemahalan?

Ia juga mengatakan, teknologi paling baru pun tidak akan bisa bertahan lama terutama di zaman seperti sekarang.

“Yang sekarang dianggap baru bisa langsung usang lusa-nya karena ada lagi yang lebih baru,” imbuhnya sambil terkekeh.

Meskipun begitu, Harold mengatakan Suzuki akan berusaha mengembangkan mobil-mobil mereka sesuai dengan dua kriteria utama yang membuat XL7 memenangkan gelar Car of The Year.

Yaitu value for money yang tinggi, serta fitur unik yang tidak dimiliki mobil lain di segmen yang sama.

“Kami memang punya semangat ke arah sana, tapi kalau untuk teknologi rasanya agak sulit,” pungkasnya.