GridOto.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis rapor penjualan mobil nasional selama kuartal pertama (Januari-Maret) tahun ini.
Secara total, penjualan mobil di Tanah Air selama periode tersebut memperoleh angka retail (dealer ke konsumen) 219.361 unit.
Terjadi penurunan sebesar 15,9 persen jika dibandingkan periode yang sama di 2019 kemarin, yang berhasil mengumpulkan angka sebesar 260.804 unit.
Begitu juga dengan wholesales (pabrik ke dealer) yang angkanya terkoreksi sebesar 7,2 persen atau turun menjadi 236.825 unit, dari periode yang sama di 2019 yang mengumpulkan 255.191 unit.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir disinyalir menjadi penyebab utama melambatnya penjualan kendaraan roda empat di pasar domestik.
Dari total 33 pabrikan yang meramaikan, hampir seluruhnya mencatatkan 'rapor merah' di kuartal pertama tahun ini.
Gaikindo juga telah memangkas target tahunan mereka sebesar 40 persen, dari semula 1.050.000 unit menjadi 600.000 unit di 2020 ini.
Kukuh Kumara, Sekertaris Jendral Gaikindo menjelaskan, keputusan itu terpaksa diambil dengan asumsi pandemi Covid-19 bisa mereda di Juni 2020.
"Ada beberapa asumsi. Pertama, di awal Juni Covid-19 ini bisa diatasi. Jadi kalau bisa diatasi, akhir Mei dan Juni kami bisa berbenah, sehingga Juli sudah bisa recovery," ucap Kukuh saat dihubungi GridOto.com, Senin (20/4/2020).
"Nah, di Agustus, kami harap bisa mulai pulih. Meskipun mungkin tidak akan bisa seperti bulan-bulan lain pada kondisi normal," lanjutnya.
Meski begitu, Kukuh memastikan hingga Juni 2020 nanti Gaikindo tidak akan merevisi target tahunan mereka.
Baca Juga: Ramai Soal Mobil Esemka, Gaikindo: Bingung, Kenapa Dinyinyirin Ya?
"Sampai Juni enggak akan ada revisi target lagi, kedepannya kita lihat dulu trennya seperti apa, jumlah pasiennya bagaimana? Yang positif (terjangkit Corona) jumlahnya naik atau turun? Banyak lah parameternya," kata Kukuh lagi.
"Kalau memang terus memburuk ya akan kami revisi lagi," tutupnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR