GridOto.com - Imbauan untuk tetap berada di rumah selama pandemi Covid-19 turut berimbas pada lengangnya lalu lintas di sejumlah daerah, tak terkecuali di wilayah DKI Jakarta.
Sayangnya, kondisi jalan yang terlihat sepi ini malah disalahgunakan oleh oknum maupun kelompok yang tidak bertanggung jawab sebagai arena untuk kebut-kebutan.
Sony Susmana, selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) pun langsung melontarkan kometar pedas atas fenomena tersebut.
Menurutnya, jalan yang mereka gunakan untuk kebut-kebutan itu adalah milik bersama dan bukan sirkuit balap.
Baca Juga: Tidak Kalah Berbahaya dari Virus Corona, Kecelakaan Lalu Lintas Renggut 3 Nyawa Tiap Jam!
"Pengguna jalan harus paham, jalan raya ini bukan milik pribadi dan bukan juga arena balap. Harus diingat, pengendara di jalan mesti mengedepankan etika dan harus proaktif, sebab kendaraan di jalan itu beragam," ujar Sony saat dihubungi GridOto.com, Senin (20/4/2020).
Sony menjelaskan, ungkapan jalanan sepi hanyalah alasan ego pribadi dari pengendara yang kebut-kebutan di jalan.
"Pengendara yang mengatakan kondisi jalanan sepi sebagai alasan aman mengebut (memacu kendaraannya di kecepatan tinggi) itu hanya asumsi pribadi," tegas Sony.
"Bisa saja tiba-tiba ada pejalan kaki atau kendaraan lain yang sedang melaju dengan hati-hati malah tertabrak, dan kecelakaan kendaraan dengan kecepatan tinggi sangat fatal dampaknya. Jadi taatilah aturan batas kecepatan yang berlaku walaupun jalanan lengang," terangnya lagi.
Baca Juga: Street Manners: Gak Harus Naik Kendaraan, Latihan Safety Driving Juga Bisa Di Rumah Aja Loh, Begini Caranya!
Sony menambahkan, setiap pengguna jalan wajib memahami risiko berkendara yang akan dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain.
"Bijaksanalah menentukan kecepatan kendaraan, serta pahami risiko kecelakaan bagi pengendara maupun orang lain dan juga diri sendiri," tutupnya.
Nah sekarang paham kan sob, jalanan sepi cuma alasan atau pembenaran belaka dari pengguna jalan yang melanggar batas kecepatan berkendara.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR