GridOto.com - Akibat pelarangan sesi latihan dalam musim yang diterapkan F1 pada tahun 2009, simulator menjadi alternatif bagi para tim untuk mengembangkan mobil mereka.
Kini, simulator dan sim racing seakan menjadi menu wajib bagi para tim dan pembalap dari berbagai disiplin balap di seluruh dunia.
Tren simulator dan sim racing yang sudah semakin realistis itu pun mulai merambah ke Indonesia, namun tidak semua bisa sepenuhnya menerima perkembangan tersebut.
“Waktu awal-awal saya ngenalin sim racing sama pembalap, mereka bilang kalau sim racing itu game, padahal bukan,” tukas Irvan Bahran, selaku Ketua Bidang Teknologi Informasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Jadi Pelampiasan Banyak Pembalap Selama ‘Libur’ Pandemi Covid-19, Apa Sih Sim Racing Itu?
Ia menjelaskan, sikap tersebut sebatas masalah persepsi saja karena pandangan itu tidak ia temukan pada pembalap-pembalap yang sudah pernah mencicipi simulator kelas dunia.
“Saat saya ngomong sama Rio Haryanto, dia bilang ini simulator karena dia udah ngalamin di F1, dan diwajibkan di Manor (tim F1 tempat Rio Haryanto membalap saat itu)," tukas Irvan.
Hal yang sama ia temukan saat bertanya pada Sean Gelael yang kini membalap di F2 bersama tim DAMS, dan Presley Hartono yang pernah membalap di Formula 4 Asia Tenggara.
“Tapi kalau sama pembalap senior seperti Ananda Mikola, atau Alvin (Bahar), mereka gak bakal kenal dengan simulator,” ucap pria yang hobi sim racing sejak tahun 2000an awal ini.
“Karena rata-rata pembalap senior kita selama karirnya nggak pernah ketemu simulator, beda generasi aja,” pungkasnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR