GridOto.com - Kondisi jalan sepi, terutama jalan tol yang lenggang sering jadi pemicu pengendara mobil untuk kebut-kebutan.
Apalagi jika mobil yang dibawa merupakan mobil berperforma tinggi dengan fitur keselamatan yang lengkap dan harga yang mahal.
Namun berkaca dari kecelakaan maut yang menimpa Wakil Jaksa Agung RI, dr. Arminsyah dan mobil Nissan GT-R yang dikemudikannya, mobil mahal dan canggih tidak bisa jadi jaminan.
Hal tersebut pun diamini oleh Sony Susmana, selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI).
“Kendaraan mahal dan secanggih apapun, bahkan dengan tingkat keselamatan rating bintang 5 pun bukan berarti mampu menjamin keselamatan penggunanya,” ujarnya kepada GridOto.com (5/4/2020).
Ia menekankan, fitur-fitur canggih yang disematkan pada mobil-mobil seperti Nissan GT-R pun sifatnya hanya untuk membantu pengemudi mengendalikan mobil tersebut.
“Fitur safety-nya juga hanya untuk membantu menekan resiko cedera, apalagi beberapa fitur tersebut bisa dinyalakan atau dimatikan secara manual,” imbuhnya.
Dengan kata lain, fitur-fitur tersebut tidak bisa meniadakan resiko kematian dalam sebuah kecelakan, apalagi yang sampai menyebabkan mobil terbakar.
Baca Juga: Insiden Nissan GT-R Buktikan Jalan Tol Bukan Arena Balap, Psikolog Jelaskan Pemicu Kebut-kebutan
“Resiko terbakar yang paling besar adalah apabila benturan menyebabkan arus kabel postif dan negatif menjadi korslet karena dapat menyebabkan percikan api,” tukasnya.
Percikan api tersebut pun bisa dipantik oleh uap atau bahkan cairan bahan bakar yang berasal dari mesin atau tangki bensin saat terjadi kecelakaan.
Di akhir, Sony pun mewanti agar para pengemudi mengenali karakter kendaraan masing-masing dan jangan terprovokasi.
Terutama bagi para pemilik sports car atau bahkan supercar.
“Mobil jenis sports car cenderung membuat pengemudi lebih aggresif baik karena posisi duduk yang menantang, suara knalpot atau mesin yang meraung, serta mesin yang enak diajak ngebut,” pungkasnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR