GridOto.com - Demi mengurangi tingkat kecelakaan di jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menggelar talkshow dengan tema 'Jasa Marga Eco Driving' di kawasan TMII, Jakarta Timur, Rabu (11/3/2020).
Jasa Marga Eco Driving dihadiri para pembicara dari Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) hingga Road Safety Consultant.
Eco driving sendiri adalah cara berkendara yang mengutamakan keselamatan sesama pengendara, sekaligus memperhatikan kualitas lingkungan melalui efisiensi penggunaan BBM pada kendaraan.
Pandu Yunianto, Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjenhubdat Kementerian Perhubungan mengatakan, eco driving wajib dipahami pengemudi, selain safety driving dan defensive driving.
(Baca Juga: Pengemudi Truk Harus Tertib! PT Jasa Marga Akan Rutin Razia Truk ODOL di Ruas Tol)
"Eco driving selain memperhatikan keselamatan, juga mengarah ke bagaimana kualitas lingkungan menjadi baik, sehingga pemakaian BBM juga jadi irit. Karena bahan bakar fosil semakin lama jumlahnya semakin menipis," ujar Pandu saat ditemui GridOto.com.
Oleh karena itu, masyarakat yang menghadiri acara tersebut, juga diberikan edukasi dan praktik bagaimana melakukan eco driving.
"Untuk melakukan eco driving, tahapan pertama kendaraan harus selalu dicek kondisinya. Kedua, penggunaan kualitas BBM yang sesuai standar," sebutnya, Rabu (11/3/2020).
"Kemudian juga cara mengerem dan menekan gas yang baik, hal ini pasti akan mempengaruhi konsumsi BBM. Selain itu muatan yang diangkut kendaraan juga tidak boleh terlalu banyak apalagi sampai melanggar ODOL," tutup Pandu.
(Baca Juga: Begini Cara Suzuki Baleno MT Bisa Melaju 100 Km Lebih Hanya Dengan 5 Liter BBM)
Oleh karena itu, Raddy R. Lukman, selaku Direktur Utama PT Jasa Marga Toll Road Operator mengharapkan, pengaplikasian eco driving bisa jadi solusi dari tingginya angka kecelakaan yang didominasi dari faktor kesalahan pengemudi.
"Dari banyaknya angka kecelakaan yang terjadi di tol, 86 persen penyebabnya itu dari pengemudinya, 13 persen dari kendaraan dan sisanya karena faktor lingkungan. Kebanyakan kecelakaan ini menimpa kendaraan golongan 1, makanya kami sangat concern sekali dengan eco driving ini," tutupnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR