GridOto.com - Truk Over Dimension Over Load (ODOL) menjadi salah satu fokus yang tengah dibenahi pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan.
Saat ini ruang gerak pelaku truk ODOL tengah dipersempit melalui beberapa cara.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan jalan rel dan transportasi laut untuk mengangkut barang jarak sedang dan jauh.
Teknologi dan sistem diciptakan untuk memudahkan pemilik barang mengangkut komoditasnya.
(Baca Juga: Wuih! Alat Ini Bisa Mengukur Beban Truk Odol, Bagimana Cara Kerjanya?)
"Dari sisi pemilik barang, risiko kerusakan barang bisa berkurang," kata Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno kepada GridOto.com, Rabu (11/3/2020).
"Yang penting juga, dengan adanya alternatif moda pengangkutan, tentunya dapat meningkatkan efisiensi dan turunnya tarif transportasi. Karena sifat layanan yang akan lebih kompetitif," sambungnya.
Tak hanya itu, untuk mengendalikan angkutan barang dimensi berlebih atau overdimension, perlu memperkuat penyelenggaraan uji laik kendaraan atau kir di Dinas Perhubungan Kota dan Kabupaten.
Untuk mengendalikan angkutan barang muatan lebih atau overloading, harus memperkuat Unit Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau jembatan timbang.
"Hal ini masih menjadi wewenang Kemenhub dan bersinergi dengan Kemendagri untuk urusan kir di pemda," ucapnya.
(Baca Juga: Wuih! Alat Ini Bisa Mengukur Beban Truk Odol, Bagimana Cara Kerjanya?)
Perlu diketahui bahwa indeks terkait dengan supply chain posisi Indonesia di bawah Vietnam.
Hal ini disebakan ongkos transportasi yang mahal.
Ongkos mahal di antaranya disebabkan harga mobil yang mahal dan biaya operasional kendaraan yang tinggi.
Oleh sebab itu, harus mengetahui alur logistik dari produsen hingga konsumen.
Biaya operasional tinggi ini yang harus dipecahkan.
Karena banyak pengusaha logistik yang mengeluhkan adanya biaya-biaya di luar dari biaya operasional yang tak terduga di jalan hingga tiba di lokasi (seperti biaya bongkar, jatah oknum LSM, oknum aparat).
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR