GridOto.com - Kalau zaman sekarang masih ada yang suka mencampurkan kapur barus ke BBM kendaraan, lebih baik segera hentikan saja kebiasaan itu, Sob!
Karena selain mubazir, hal itu enggak cuma berbahaya buat mesin, tapi juga buat kesehatan dan lingkungan.
"Kapur barus memang dulu digunakan sebagai aditif untuk menaikkan oktan bahan bakar jenis gasoline, yang beroktan rendah," ucap Cecep Rusdi, yang menjabat IH Assessor Environmental Division di salah satu perusahaan bidang sertifikasi, inspeksi, konsultasi dan laboratorium di Jakarta.
Nah itu dulu saat oktan BBM masih rendah. Sekarang rata-rata oktan BBM sudah di angka 90 jadi mubazir kalau pakai kapur barus.
(Baca Juga: BBM di SPBU Tanjung Selor Cepat Habis, Mapolres Bulungan Ringkus 27 Kendaraan Dimodifikasi Khusus Menampung BBM)
Sekadar info saja, kapur barus memiliki kandungan naphthalene yang memiliki oktan 90. Jadi buat apa BBM macam Pertalite yang oktannya sudah 90 ditambah lagi dengan kapur barus.
Dengan kata lain, kapur barus yang merupakan senyawa polysiklik aromatik hydrocarbon dengan 2 cincin benzene ini hanya efektif pada bensin beroktan di bawah 90 seperti Premium.
Untuk itu, jika bensin memiliki oktan lebih dari 90 kapur barus tidak akan memberikan manfaat yang besar.
Namun pengguna Premium jangan senang dulu, harus dicatat kandungan naphthalene pada kapur barus tidak terbakar sempurna dan kadar HC tinggi sering muncul saat pengujian emisi.
(Baca Juga: Motor Matic Pasang Ignition Amplifier, Jadi Irit BBM dan Tenaga Naik?)
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR