GridOto.com - Secara mengejutkan, General Motors (GM) umumkan siap menghentikan seluruh aktivitas penjualan merek Chevrolet di Thailand pada akhir 2020 nanti.
Bersamaan dengan itu, General Motors telah menandatangani penjualan pabriknya di Rayong, Thailand kepada Great Wall Motors yang merupakan perusahaan aliansinya dari China.
Mary Barra, selaku Chairman dan CEO General Motors mengaku berat mengambil keputusan tersebut.
"Saya sering bilang kalau kami akan melakukan hal yang benar meskipun itu berat. Dan ini (menutup Holden) salah satunya," terang Mary melalui siaran resminya, Minggu (16/2/2020).
(Baca Juga: GMI Stop Jualan di Indonesia Bisa Picu Harga Bekas Chevrolet Anjlok)
Marry menjelaskan, saat ini General Motors sedang fokus untuk merestrukturisasi perusahaannya.
Antara lain dengan memfokuskan diri ke pasar yang lebih potensial.
Selain itu, mereka juga memprioritaskan investasi global yang menggiring ke ranah otomotif masa depan, khususnya kendaraan listrik dan otonom.
Mark Reuss, selaku Presiden General Motors telah melihat detil-detil analisis bisnis untuk pabriknya yang berada di Thailand
(Baca Juga: Berdiri 164 Tahun, GM Suntik Mati Holden di Australia dan Selandia Baru)
Ia berpendapat, rendahnya permintaan serta utilisasi kapasitas produksi kendaraan di pabrik tersebut disinyalir membuat Chevrolet tidak mampu bertahan.
Ditambah minimnya volume ekspor ke negara-negara sekitar, turut memberikan impak negatif yang amat signifikan.
Sehingga Chevrolet akan sulit berkompetisi di Thailand tanpa memiliki line up kendaraan yang diproduksi secara lokal.
Sebelumnya, perusahaan otomotif asal Amerika Serikat ini mengumumkan untuk menghentikan penjualan Chevrolet di Indonesia pada akhir Maret 2020 nanti.
Sama halnya di Indonesia, General Motors menjamin ketersediaan layanan servis, garansi, dan suku cadang di jaringan resmi mereka di Negeri Gajah Putih tersebut.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Press Release |
KOMENTAR