GridOto.com - Hilangnya keistimewaan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) nol persen untuk Low Cost Green Car (LCGC), membuat masa depan kendaraan di segmen ini dipertanyakan.
Pasalnya, LCGC akan terkena PPnBM sebesar 3 persen pada 2021 mendatang, yang membuatnya tak lagi 'spesial' sebagai mobil murah.
Menanggapi hal itu, Yusak Billy, selaku Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) mengaku optimis jika segmen LCGC masih akan terus berkembang di Indonesia.
Honda sendiri cukup sukses bermain di segmen tersebut, berkat moncernya penjualan Brio Satya hingga saat ini.
(Baca Juga: Harga Honda Brio Bekas Mulai Rp 90 Juta, Berikut Daftar Harga Brio Bekas Semua Tipenya)
"Pasar LCGC di Indonesia masih bagus dan berkembang, bahkan kontribusi penjualannya 21 persen," jelas Billy kepada GridOto.com saat ditemui di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
"LCGC masih diminati, terutama oleh pengguna motor yang upgrade beli mobil atau biasa disebut first time buyer, persentasenya di atas 50 persen," tambahnya, Sabtu (15/2/2020).
Honda Brio Satya saat ini dibanderol mulai Rp 146 jutaan untuk tipe S M/T hingga Rp 170 jutaan buat tipe E CVT, dan menurutnya masih layak disebut sebagai mobil murah.
"Pembuatan mobil LCGC itu wajib mengikuti aturan pemerintah, dari harga jual minimumnya berapa, standar teknologinya, tingkat emisi, dan konsumsi BBM juga minimum harus 20 km per-liter," sebut Billy lagi.
"Jadi bukan kami yang tentukan sendiri kalau Brio Satya ini LCGC dan itu semua di-audit pemerintah setiap tahun," tuturnya.
(Baca Juga: Nasib Mobil LCGC Pasca Regulasi Emisi. Masihkah Punya Peluang?)
Billy menjelaskan, Brio RS dan Satya memiliki segmen yang berbeda walaupun secara tampilan dan bentuk terlihat sama.
"Jadi karena kami ikut semua regulasi pemeritah, Brio Satya masih kami anggap mobil murah ramah lingkungan. Kecuali Brio yang tipenya di atas Satya misalnya tipe RS, itu bukan LCGC lagi tapi sudah tergolong City Car," terang Billy.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa logo khas LCGC pada Brio Satya juga tidak diproduksi oleh pihaknya, melainkan ditentukan oleh pemerintah.
"Kami gak bisa cetak sendiri logo LCGC di Brio Satya, itu didapat dari pemerintah langsung. Jadi intinya, walaupun Brio Satya di LCGC tinggi harganya kami ikuti standar pemerintah dan hasilnya konsumen malah tertarik karena fiturnya juga bagus," tutup Yusak.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR